Sebagai contoh, orang yang dianggap kurang menarik sering kali dipandang kurang cerdas, kurang kompeten, dan kurang dapat dipercaya. Hal ini dapat menimbulkan sterotip negatif dan diskriminasi di berbagai bidang kehidupan, seperti pekerjaan, pendidikan, dan perawatan kesehatan.
Orang yang dianggap tidak menarik juga dapat mengalami kesulitan yang lebih besar dalam menemukan pasangan romantic, yang dapat menyebabkan perasaan tradisional secara sosial dan kesepian. Dalam kasus yang ekstrem, hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Dampak beauty privilege pada masyarakat
Beauty privilege juga dapat memiliki implikasi sosial yang lebih luas. Iklan dan media sering kali memperkuat standar kecantikan yang tidak realistis yang bisa jadi sulit dicapai oleh banyak orang. Hal ini dapat menyebabkan body shaming dan rasa harga diri yang terdistorsi, terutama bagi jaum muda yang sangat rentan terhadap pesan ini.
Selain itu, beauty privilege juga dapat berkontribusi pada ketidaksetaraaaan di berbagai bidang kehidupan. Sebagai contoh, penelitian menunjukkkan bahwa pelamar kerja yang menarik lebih mungkin dipekerjakan daripada mereka yang tidak dianggap menarik, bahkan ketika kualifikasi dan pengalaman mereka sama. Ini berarti bahwa orang yang dianggap kurang menarik mungkin berada pada posisi yang kurang menguntungkan ketika dating ke peluang karir dan stabilitas keuangan.
Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa beauty privilege merupakan masalah yang kompleks dan dapat mempengaruhi banyak bidang kehidupan. Sementara orang yang menarik dapat menikmati manfaat dari keuntungan sosial dan ekonomi, dan mereka yang tidak sesuai dengan standar kecantikan yang ditetapkan oleh masyarakat dapat menghadapi diskriminasi dan kurangnya kesempatan.Â
Penting bagi setiap orang dan masyarakat untuk mengenali dan mengatasi tantangan ini, dan bekerja untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif dan menerima di mana penampilan fisik bukan penghalang untuk kesuksesan dan kebahagiaan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H