Surya menjilat
menyentuh kulit kumuh noda jalanan
Kekurangan jadi unggulan
penarik hati yang berhati.
Pakaian lusuh bercampur kumuh
cabik berbau
tak dapat dimengerti
pembawa nasib atau tahtik
maksa mencari hati yang berhati.
Wajah memelas.
Tangan gemetar tengadah
Senyum ditekuk.
Sekedar mengharap receh
dari hati yang berhati.
Walau Rendah derajat
punya kewajiban perut.
Walau rendah martabat
punya keinginan hidup.
Ini aku.
Mereka sebut sampah masyarakat.
Ini aku.
Mereka usir,kasari.
Ini aku.
hanya sekedar membela jeritan perut.
Ini aku.
Mempertahan kan hidup
mengharap hati yang berhati.
Pekanbaru: Pasar Lima Puluh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H