Kekerasan yang terjadi secara fisik maupun verbal
(tidak ada)
Dalam kasus ini, kekerasan yang terjadi masih dalam ranah kekerasan struktur dan budaya, yang mana mungkin dengan diluncurkan nya drone-drone tersebut diniatkan untuk menghacurkan negara Rusia dan juga militer-militer ataupun warga sipil tetapi dalam kasus tersebut tidak adanya korban jiwa dan juga hanya ada beberapa kerusakan gedung yang tidak terlalu siginifikan. Sejauh ini jika dilihat dari kasus-kasus tersebut maka kasus ini belum menimbulkan kekerasan langsung, akan tetapi jika hal ini terus dilakukan, keamanan negara melemah, dan drone-drone terus diluncurkan maka hal ini akan banyak memakan korban jiwa, dan tidak menutup kemungkinan terjadi kekerasan antara kedua belah pihak.
Untuk mempermudah cara kita memahami kasus tersebut, maka kita dapat menganalisisnya dengan teori segitiga konflik yang dikembangkan oleh Johan Galtung. Segitiga konflik ini memuat Attitude (sikap), Behaviour (perilaku), Contracdiction (kontradiksi). Dibawah ini jika dilihat dari kasus diluncurkannya drone ke Rusia :
- Attitude (sikap)
- Diluncurkannya beberapa drone ke negara Rusia yang mana terbang dalam jarak 100 kilometer dari ibu kota Moskow yang mana hal ini melanggar peraturan pertahanan negara.
- Behaviour (perilaku)
- otoritas Kiev diketahui menghindari untuk secara langsung mengakui bertanggung jawab atas serangan-serangan drone dan sabotase di masa lalu sembari menekankan hak Ukraina untuk menyerang target apapun di Rusia.
- Contradiction (kontradiksi)
- Sedang terjadi konflik antara Rusia dan Ukraina dan inilah alasan mengapa Rusia menunding bahwa yang meluncurkan drone adalah negara Ukraina, dikarenakan adanya beberapa drone yang terbang dalam jarak hanya 100 kilometer dari ibu kota Moskow. Rusia menyatakan drone-drone tersebut di lancarkan oleh Ukraina, negara tetangganya yang berkonflik dengan Rusia setahun terakhir.
Untuk menyelesaikan masalah kasus antara kedua negara ini, baik antara Rusia dan Ukraina atau pihak-pihak terkait maka harus mencari jalan keluar untuk berdamai antara Rusia dan Ukraina. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan teori transdence yang berkaitan dengan teori peace making, contoh dari solusi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik tersebut adalah dengan mendatangkan pihak ke tiga yang dapat mempertemukan pihak pemerintah Rusia dan Ukraina dan pengawas pertemuan tersebut agar kedua belah pihak dapat mencari jalan tengah selain peperangan dan kegiatan saling menyerang satu sama lain sehingga agar terciptanya perdamaian, dan juga jika bisa, maka Organisasi PBB itu memberikan sanksi atau ancaman jika diantara kedua belah pihak saling memerangi lagi satu sama lain, dalam arti kata membuatkan perjanjian perdamaian antara kedua belah pihak dan siapa yang melanggar maka akan mendapatkan sanksi yang sangat berat.
DAFTAR PUSTAKA
Â
Christiastusi, N. (2023, Maret Rabu). Retrieved Maret Rabu, 2023, from https://news.detik.com/internasional/d-6595021/drone-mengudara-dekat-moskow-putin-perintahkan-perbatasan-diperketat/amp
Sumarga, K. (2023, Februari 28). TribunJogja. Retrieved from Chorme: https://jogja.tribunnews.com/2023/02/28/drone-tak-dikenal-jatuh-di-sekitar-fasilitas-gazporm-dekat-moskow
Nama : Muhamad Yusuf
NIM : 07041282227054