Secara universal bahasa menjadi faktor perkembangan yang akan mengatur pola pemahaman dari berbagai persepektif. Interaksi sosial menjadi pengaruh penting dalam hal ini, ketika anak berinteraksi dengan lingkungan sekiitarnnya anak akan mempunyai berbagai macam pandangan baru dan pengalaman baru dari apa yang terjadi di lingkungan tersebut.Â
Bahasa juga merupakan tempat belajar dari masa ke masa, terdapat perspektif nativis, atau innatis yang mulai muncul ketika seseorang tersebut dilahirkan.Â
Menurut para ahli psikolog kognitif bahasa (language) adalah suatu sistem komunikasi yang di dalamnya terdapat pikiran-pikiran yang dikirimkan (transmitted) dengan perantara suara (sebagaimana dalam percakapan) atau symbol yang dapat digambarkan sebagaimana dalam kata-kata yang dituliskan atau isyarat-isyarat fisik (Solso L. Robert, 2010). Setiap perkembangan yang terjadi ini menciptakan abtraksi yang akan membentuk kemajuan bahasa di kehidupan seseorang.
Melalui sikap tubuh kita dapat mengetahui gaya bahasa yang digunakan, bahasa pun disesuaikan dengan gender atau gender dari Bahasa itu sendiri. Kita dapat mendeskripsikan sikap tubuh menjadi ungkapan (bahasa). Sebutan bahasa juga merupakan suatu yang hidup untuk menilai kejadian dalam konteks menuju ke ranah kognitif, dari bahasa juga kita dapat membentuk cara berpikir.Â
Perspektif bahasa bukan hanya tentang kata—kata yang berkaitan dengan dirinya sendiri namun juga muncul pemikiran tentang orang lain. Bukan berarti ketika anak sedang belajar berbicara anak hanya melakukan komunikasi namun dalam konteks aslinya anak mengeluarkan suara, menyampaikan hal yang ada di otaknya saat itu dengan gerak tubuhnya hal tersebut telah disebut dengan berbicara.Â
Permulaan yang dialami oleh anak ketika ia sedang belajar berbicara ialah ketika secara tidak sadar mereka mengembangkan pengetahuannya terkait sistem fonologi, sintakis, semantik, dan sistem pragmatik.
Pemahaman makna serta susunan kebahasaan yang berkembang seiring berjalannya waktu dan interaksi yang telah terjadi, maka terciptalah kosa kata atau kemampuan berbahasa yang dimiliki seseorang itu akan ikut berkembang.Â
Setiap orang dalam perkembangan bahasanya berbeda-beda, stigma ini tidak boleh dijadikan sebagai tolak ukur pencapaian perkembangan bahasa dari seseorang.Â
Bahasa yang sedang mengalami pengembangan akan membant anak memaksimalkan pemahaman pada diri mereka sendiri sehingga anak mampu untuk mengontrol perilaku yang dilakukannya ketika berinteraksi.Â
Fokus perkembangan bahasa pada AUD ini diawali dengan keterlibatan guru, yang mengutamakan kemampuan berkomunikasi secara lisan dan mengekspresikan apa yang dirasakan saat itu lalu dituangkan dengan membawakan articulation (artikulasi) serta fluency (kelancaran) yang baik. Stigma tersebut muncul karena kemampuan dalam berbicara ini yang difokuskan oleh guru, guna mencapai kecakapan dalam berbahasa yang baik.
Pandangan teori perkembangan bahasa dalam garis besar merupakan  alat yang digunakan untuk berkomunikai dan sangat dibutuhkan untuk berinteraksi sosial, Vygotsky menjelaskan bahwa perkembangan bahasa manusia berkaitan dengan perkembangan kognitif.Â