Mohon tunggu...
Yuda Hutagalung
Yuda Hutagalung Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Isu-Isu Hukum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stigma Terhadap Kesehatan Mental di Masyarakat

8 Oktober 2024   12:30 Diperbarui: 8 Oktober 2024   12:31 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut dr. Widea membagikan pengalaman di balik ruang praktiknya "seorang pasien yang masih remaja dengan sabar berkonsultasi tentang kejiwaannya. Hal itu sangat ditentang oleh keluarga karena anggapan kurang ibadah, sampai obatnya dibuang oleh ibunya. Untungnya kejadian tersebut tidak membuatnya menciut, ia kembali lagi berkonsultasi dan mendapatkan solusi yakni perlunya dukungan dari sahabat."

Kejadian tersebut membuktikan bahwa stigma tentang kejiwaan di masyarakat masih sangat kuat bahkan hingga sekarang. Benar ketika berbicara tentang gangguan kejiwaan, kita tidak bisa sendirian, butuh sistem karena ini merupakan sesuatu yang complicated.

UPAYA MENGATASI MASALAH STIGMA

Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi masalah mengenai stigma yang muncul terhadap kesehatan mental seperti; membangun semangat bersama untuk menghentikan stigma pada pasien gangguan jiwa, membangun semboyan utama bagi keluarga untuk mengawali upaya kesehatan mental dimulai dari diri mereka sendiri dengan semboyan "Mental Health, Begins With Me...". Upaya selanjutnya adalah menegakkan berbagai kebijakan mulai dari kebijakan global dunia yang dimonitori oleh WHO sebagai lembaga kesehatan dunia, bahwa masalah gangguan kesehatan adalah sesuatu yang sangat penting.

Di Indonesia, mengatasi masalah stigma terhadap kesehatan mental dilakukan melalui kebijakan hukum yang merupakan langkah penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan peduli. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan. 

1. Peningkatan Akses Layanan Kesehatan Mental

2. Perlindungan Hukum

3. Mewujudkan Standar Layanan Melalui Regulasi dan Pendidikan

4. Meningkatkan Edukasi dan Kesadaran

Para ahli psikologi, pemerintah, dan generasi muda (terutama Gen Z) dapat berperan aktif dalam kampanye ini. Misalnya, Gen Z yang sangat akrab dengan media sosial dapat menggunakan platform ini untuk berbagi informasi dan pengalaman tentang kesehatan jiwa. Konten edukatif yang menarik, seperti infografis, video pendek, dan cerita interaktif, dapat membantu menyampaikan pesan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesejahteraan seseorang dan bukan sesuatu yang memalukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun