Mohon tunggu...
Thio Subakti
Thio Subakti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa yang selalu mencari solusi inovatif dan peduli dengan perubahan sosial, dalam dunia yang terus berubah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Revolusi Digital dan Masa Depan Demokrasi

7 Juli 2024   01:11 Diperbarui: 7 Juli 2024   01:11 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggunaan TIK di Indonesia secara terus menerus meningkat, dimana berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia(APJII) tahun 2017 menunjukkan, penetrasi masyarakat Indonesiaterhadap internet mencapai 143, 26 juta jiwa. Dari angka ini sebanyak87,13 hingga 89,35 persen di antaranya menggunakan mediasosial Facebook, WhatsApp, dan Instagram masing-masing sebesar 130juta, 99,2juta, dan 53 juta jiwa. Sebanyak 75 persen pengguna internet tersebutadalah penduduk Indonesia yang berusia antara 13 hingga 18 tahun ( Permadi, 2018).

Banyaknya jumlah penduduk Indonesiayangmenggunakan TIK akan memberikan pengaruh baik danburuknyaterhadap kondisi berbangsa dan bernegara, mulai dari dinamika politik, ujaran kebencian, demokrasi digital, gerakan politik, dan banyaklainnya. Hal demikian terjadi di belahan dunia seperti gerakan ArabSpring yangdimulai di Tunisia yang memainkan gerakan sosial melalui teknologi, contohnya kelompok teknolog pembebas yang memainkanperananpenting dalam menumbangkan rezim otoriter Presiden Zenel-AbedineBen Ali di Tunisia (Juniarto, 2016).

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet dan media sosial, telah membuat informasi yang mudah diakses. Perkembangan internet di Indonesia telah mencapai titik kritis yang dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap politik dan pemerintahan negara. Era digital telah mengubah politik dengan cara yang sangat berbeda dari beberapa tahun yang lalu. Pada era digital yang terus mengalami perkembangan pesat, teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam konteks demokrasi dan partisipasi politik. Selama satu dekade pertama abad ke-21, teknologi informasi dan komunikasi mengalami perkembangan yang sangat cepat. Jumlah orang yang terhubung ke Internet di seluruh dunia meningkat dari 350 juta menjadi lebih dari 2 miliar. Selain itu, jumlah pengguna telepon seluler juga melonjak tajam dari 750 juta menjadi lebih dari 5 miliar, dan saat ini mencapai lebih dari 6 miliar pengguna (Schmidt & Cohen, 2014).

Masyarakat yang demokratis adalah masyarakat yang menjunjung tinggi persamaan hak, kewajiban, dan kesempatan bagi seluruh warga negara. yang menjunjung tinggi persamaan hak, kewajiban, dan kesempatan bagi seluruh warga negara. juga suatu bentuk pemerintahan di mana semua anggota rakyat dapat berpartisipasi melalui pemilihan umum harian. Di Yunani kuno, peradaban polis yang bercorak, akar konsep demokrasi dapat ditemukan dalam kota yang otonom (Kurniawan, 2016).

Demokrasi terpimpin berubah menjadi bentuk kediktatoran, sehingga Mohammad Hatta memutuskan untuk tidak lagi mendampingi Soekarno. Hatta kemudian banyak mengkritik tindakan Soekarno. Menurut Hatta, demokrasi terpimpin membutuhkan seorang pemimpin yang kuat, dan satu-satunya yang kompeten untuk peran tersebut adalah Soekarno. Oleh karena itu, Hatta berpendapat bahwa sistem ini tidak akan bertahan lama, seiring dengan bertambahnya usia Presiden Soekarno (Kurniawan, 2016).

Media sosial sering dianggap sebagai pilar kelima dalam sistem demokrasi. Trias politika, yang dikenal sebagai pilar utama demokrasi, terdiri dari lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Seiring waktu, peran media massa dalam mengawasi jalannya pemerintahan dan demokrasi semakin diakui, menjadikannya sebagai pilar keempat dalam sistem demokrasi. Media massa juga dinilai sebagai institusi yang seharusnya independen dari sumber-sumber kekuasaan (Gelgel, 2019).

Rumusan Masalah

  • Bagaimana revolusi digital memengaruhi partisipasi politik di Indonesia, baik dalam hal peningkatan aksesibilitas maupun dalam bentuk perubahan perilaku politik?
  • Apa saja tantangan yang dihadapi dalam menghadapi revolusi digital terkait dengan demokrasi di Indonesia, seperti penyebaran disinformasi, polarisasi politik, dan risiko privasi data?
  • Apa potensi dan peluang yang ditawarkan oleh revolusi digital dalam memperkuat demokrasi di Indonesia, termasuk upaya-upaya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah?

Tujuan Penulisan

  • Menganalisis Dampak Revolusi Digital terhadap Demokrasi
  • Mengidentifikasi Peluang untuk Memperkuat Demokrasi
  • Menyoroti Tantangan yang Dihadapi Demokrasi di Era Digital

BAB II

HASIL DAN ANALISIS

Tinjauan Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun