Politik, secara umum, dapat dipahami sebagai serangkaian upaya dan proses yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih adil. Dalam konteks ini, politik tidak hanya terbatas pada kegiatan pemerintahan atau pemilihan umum, tetapi juga mencakup segala bentuk interaksi sosial yang bertujuan untuk menciptakan perubahan positif dalam kehidupan masyarakat.
Secara Etimologi Politik dipahami sebagai konsep yang berasal dari kata "polis," yang berarti kota atau negara kota. Dari kata "polis" berkembanglah istilah polites, yang merujuk pada warga negara, serta politikos yang berarti kewarganegaraan. Akar kata "politik" berasal dari bahasa Inggris, yaitu politics, yang memiliki makna kebijaksanaan (Ummah, 2019).
Dalam sistem kedaulatan rakyat (demokrasi), rakyat dianggap sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dan pemilik sah dari kekuasaan dalam sebuah negara. Pasal 1 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa "Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD". Makna dari "kedaulatan di tangan rakyat" Artinya, rakyat memiliki hak untuk menentukan kedaulatan mereka, serta tanggung jawab, hak, dan kewajiban untuk memilih secara demokratis pemimpin yang akan membentuk pemerintahan yang bertugas mengelola dan melayani masyarakat secara keseluruhan, sekaligus memilih wakil rakyat yang akan mengawasi pelaksanaan pemerintahan.
Pemilu pada hakikatnya adalah sarana yang tersedia bagi rakyat untuk melaksanakan kedaulatannya dan merupakan lembaga demokrasi. Pemilu merupakan suatu proses yang memberikan peluang kepada rakyat untuk memilih individu-individu yang akan menduduki jabatan-jabatan politik tertentu, baik di lembaga legislatif maupun eksekutif (Sinaga, 2018).
Wali Kota Bekasi pada periode 2008-2013 adalah Mochtar Muhammad, dengan Rahmat Effendi sebagai Wakil Wali Kota. Namun, pada periode yang sama, Rahmat Effendi menggantikan Mochtar Muhammad setelah yang bersangkutan terjerat kasus korupsi dan ditangkap oleh KPK pada tahun 2011. Akibat penangkapan tersebut, Mochtar Muhammad tidak dapat menyelesaikan masa jabatannya, dan Rahmat Effendi menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi pada periode 2011-2012. Pada tahun 2012, Dr. Rahmat Effendi resmi dilantik sebagai Wali Kota Bekasi untuk periode 2012-2013.
Wali Kota Bekasi untuk periode 2013-2018 dan 2018-2022 adalah Dr. Rahmat Effendi, yang menjabat selama dua periode berturut-turut. Pada periode pertama (2013-2018), Rahmat Effendi berpasangan dengan Ahmad Syaikhu sebagai Wakil Wali Kota. Keduanya berhasil memenangkan Pilkada Kota Bekasi 2013 dan keduanya berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Pada periode kedua (2018-2022), Rahmat Effendi kembali terpilih sebagai Wali Kota, namun kali ini ia berpasangan dengan Tri Adhianto Tjahyono sebagai Wakil Wali Kota. Namun, pada 5 Januari 2022, Rahmat Effendi ditangkap KPK dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT). Akibatnya, Tri Adhianto Tjahyono diangkat menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi untuk periode 2022-2023. Setelah itu, kepemimpinan Kota Bekasi diteruskan oleh Raden Gani Muhamad yang menjabat mulai tahun 2023 hingga sekarang.
Pada pemilu walikota bekasi periode 2024-2029, terdapat 3 pasangan yang mencalonkan menjaadi walikota bekasi. Pasangan nomor urut 1 Heri Koswara dan Sholihin didukung dan diusulkan oleh partai PKS, Partai Hamura, PAN, PSI, dan PPP. Paslon nomor urut 2 Dr. Uu Saeful Mikdar dan Nurul Sumarheni, S.Ag. didukung dan diusulkan oleh partai Nasdem dan Golkar. Paslon nomor urut 3 Dr.H. Tri Adhianto Tjahyono, S.E.,M.M. dan Dr.H. Abdul Harris Bobihoe, M.Si. didukung dan diusulkan oleh PDI Perjuangan, PKB, Gerindra, Partai Buruh, Partai Gelora, PKN, PBB, Partai Demokrat, Partai Perindo, dan Partai Ummat (kpu_kotabekasi).
Terkait hal tersebut, penulis akan lebih memokuskan pada kampanye yang dilakukan oleh paslon Dr.H. Tri Adhianto Tjahyono, S.E.,M.M. dan Dr.H. Abdul Harris Bobihoe. Visi-misi, progam unggulan apa yang ditawarkan, pesan apa yang disampaikan, kebijakan apa yang ditawarkan, dan media apa yang digunakan.
Mennurut Pontoh, kampanye dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu product oriented campaigns, candidate oriented campaigns, dan ideologically or cause oriented campaigns. Product oriented campaigns adalah kampanye yang fokus pada produk, biasanya dilakukan dalam konteks bisnis. Sementara itu, candidate oriented campaigns adalah kampanye yang berfokus pada kandidat, yang umumnya didorong oleh keinginan untuk memperoleh kekuasaan politik. Kampanye jenis ini sering disebut juga sebagai kampanye politik, yang bertujuan untuk memperoleh dukungan masyarakat bagi kandidat yang diusung oleh partai politik, agar mereka dapat memenangkan posisi politik yang diperebutkan dalam pemilu. Adapun ideologically or cause oriented campaigns adalah kampanye yang berfokus pada tujuan-tujuan tertentu, yang seringkali berkaitan dengan perubahan sosial atau ideologi tertentu (Saeful, 2022).
Pada penelitian ini, lebih menekankan candidate oriented campaigns, yaitu kampanye yang berfokus pada kandidat, yang umumnya didorong oleh keinginan untuk memperoleh kekuasaan politik. Kampanye jenis ini sering disebut juga sebagai kampanye politik, yang bertujuan untuk memperoleh dukungan masyarakat bagi kandidat yang diusung oleh partai politik, agar mereka dapat memenangkan posisi politik yang diperebutkan dalam pemilu.
Kajian Literatur
Pengertian kampanye berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada pasal 1 angka 26 adalah "kegiatan Peserta Pemilu untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Peserta Pemilu". Dalam kampanye politik, aspek yang paling penting adalah pesan-pesan yang disampaikan oleh kandidat. Setiap kandidat berusaha mengangkat tema atau isu tertentu yang ditawarkan kepada masyarakat. Banyak di antara kita mungkin lebih akrab dengan janji-janji politik, yang memang sering menjadi bagian dari pesan kampanye. Namun, hal tersebut tidak selalu mencerminkan keseluruhan makna dari pesan yang disampaikan dalam kampanye politik.
Menurut Nimmo, kampanye adalah aktivitas individu atau kelompok (the campaigner) dalam suatu konteks khusus (the campaign setting) yang dirancang untuk memengaruhi perilaku banyak orang (the audience). Menggunakan definisi tersebut, terdapat tiga variabel penting dalam menganalisis kampanye, yaitu (1) aktor/pelaku yang terdiri dari manajer kampanye profesional (the pros), politisi dan staf partai (the pols) dan relawan (the vols); (2) isu kampanye, dan; (3) pemilih (Kade et al., 2019).
Definisi lain kampanye menurut Arifin, Kampanye politik merupakan bentuk komunikasi politik yang dilakukan oleh individu atau kelompok (organisasi) dalam jangka waktu tertentu, dengan tujuan untuk memperoleh dan memperkuat dukungan politik dari masyarakat atau pemilih (Fatmawati, 2022). Melalui kampanye, calon pemimpin atau partai politik berusaha menyampaikan visi, misi, dan program-program mereka kepada publik, untuk meyakinkan pemilih bahwa mereka adalah pilihan terbaik dalam pemilu atau Pilkada. Kampanye ini juga berfungsi sebagai sarana untuk membangun hubungan antara kandidat dan pemilih, memperkenalkan kebijakan-kebijakan yang akan diimplementasikan, serta merespons isu-isu yang relevan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, media sosial dan platform online menjadi alat penting dalam menjangkau pemilih, sementara media tradisional tetap memainkan peran penting dalam menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam. Dengan demikian, kampanye politik bukan hanya soal memenangkan suara, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan kredibilitas calon di mata publik.
Metode Penulisan
Penulisan ini mengunakan metode kepustakaan. Menurut Nazir, Penelitian kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan (Sari, 2020). Tujuan penggunaan metode kepustakaan untuk mempelajari fakta melalui penelaahan pustaka-pustaka yang telah terbit. Metode penelitian adalah sebuah cara yang sistematis dan terencana untuk menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian (Sahir, 2022).
Hasil dan Pembahasan
Pada Rabu, 28 Agustus, Tri Adhianto dan Harris Bobihoe resmi mengajukan diri sebagai bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi untuk periode 2024-2029 dengan mendaftarkan diri di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi. Proses ini merupakan langkah awal dari rangkaian tahapan Pilkada yang harus dilalui. Selanjutnya, pada Sabtu, 31 Agustus, pasangan calon ini melanjutkan proses seleksi dengan menjalani Tes Kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, yang merupakan salah satu tahapan penting dalam memastikan bahwa kedua kandidat memenuhi syarat kesehatan fisik dan mental untuk memimpin kota Bekasi. Tes ini juga menjadi bagian dari proses verifikasi untuk memastikan kesiapan mereka dalam menjalani tugas dan tanggung jawab yang besar jika terpilih nantinya.
Pada Senin, 16 September pasangan Tri-Harris menggelar pelantikan Tim Pemenangan Tri-Harris. Berdasarkan keputusan bersama partai pendukung dan partai pengusung pada tanggal 30 agustus 2024 memutuskan ketua team pemenangan adalah Haji Sudjatmiko s.c.
Hasil survei sementara yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada tanggal 20 September menunjukkan bahwa pasangan Tri Adhianto-Harris Bobihoe unggul jauh dalam tren elektabilitas calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi. Elektabilitas pasangan Tri-Harris terus menunjukkan grafik yang positif dan meroket, memperlihatkan posisi yang semakin kokoh di mata pemilih. Dalam simulasi elektabilitas perorangan maupun pasangan, Tri-Harris memperoleh angka 51,6%, sebuah pencapaian yang cukup signifikan. Selisih yang cukup besar dengan pasangan calon lainnya semakin memperkuat posisi mereka sebagai calon yang sangat dipertimbangkan dalam Pilkada Bekasi 2024.
Media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok menjadi platform utama yang digunakan oleh pasangan Tri-Harris. Melalui media sosial, mereka dapat menyampaikan pesan kampanye secara visual dan menarik, menggunakan gambar, video, dan grafik yang mudah dipahami. Konten yang diunggah di media sosial sering kali bersifat interaktif, seperti polling, kuis, dan sesi tanya jawab, yang memungkinkan pemilih untuk terlibat langsung dalam diskusi mengenai isu-isu yang diangkat.
New media juga memungkinkan pasangan Tri-Harris untuk menerapkan strategi kampanye berbasis konten. Mereka memproduksi konten yang relevan dan informatif, seperti artikel blog, infografis, dan video edukatif yang menjelaskan visi dan misi mereka. Konten ini tidak hanya berfungsi untuk mempromosikan diri, tetapi juga untuk memberikan nilai tambah kepada pemilih dengan informasi yang bermanfaat.
Dalam kampanye mereka, Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe juga memanfaatkan iklan berbayar di platform media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih spesifik. Dengan menggunakan fitur targeting yang tersedia, mereka dapat menargetkan iklan kepada kelompok demografis tertentu, seperti pemilih muda, perempuan, atau kelompok masyarakat yang memiliki kepentingan tertentu.
Pada senin, 23 September KPU Kota Bekasi menggelar undian nomor urut untuk bakal calon Walikota dan Wakil Waikota Bekasi. Dari hasil undian tersebut, pasangan Tri Adhianto dan Harris Bobihoe mendapatkan nomor urut 3, nomor ini menjadi simbol persatuan  dalam keberagaman menuju Bekasi yang lebih Sejahtera dan Nyaman.
Dikutip (dalam akun instagram @mastriadhianto) Pasangan Tri Adhianto dan Harris Bobihoe memiliki Visi, "Kota Bekasi Semakin Nyaman dan Sejahtera". Adapun misi Tri-Harris, antara lain:
- Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan publik perkotaan yang memuaskan, didukung ketersediaan infrastruktur yang memadai.
- Meningkatkan kualitas hidup manusia dan lingkungan kehidupan perkotaan, baik jasmani maupun rohani.
- Membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya didukung dengan pengembangan ruang-ruang inovasi dan kreativitas.
- Mengembangkan iklim yang kondusif dan kemudahan bagi investasi pembangunan dan dunia usaha yang berkeadilan rakyat.
- Mengembangkan kolaborasi strategis dan dukungan penguatan manajemen pemerintahan kota agar mendorong kota bekasi sebagai kota bertaraf internasional yang Keren.
Pasangan Tri Adhianto dan Harris Bobihoe memiliki visi yang jelas dan berfokus pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Kota Bekasi melalui konsep "Kota Bekasi Semakin Nyaman dan Sejahtera". Untuk mewujudkan visi tersebut, mereka merumuskan lima misi utama yang mencakup peningkatan pelayanan publik yang lebih efisien dan berkualitas, peningkatan kualitas hidup masyarakat baik jasmani maupun rohani, serta penciptaan lapangan pekerjaan yang luas melalui pengembangan inovasi dan kreativitas. Selain itu, mereka berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan berkeadilan, yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang merata, serta memperkuat manajemen pemerintahan untuk mendorong Bekasi menjadi kota bertaraf internasional. Melalui misi-misi ini, Tri-Harris berusaha untuk menciptakan Bekasi sebagai kota yang lebih maju, sejahtera, dan nyaman bagi warganya, dengan memperhatikan keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan
Berikut ini progam-progam yang diusulkan pasangan Tri-Harris dikutip (dalam akun instagram @mastriadhianto), sebagai berikut :
- Kota Bekasi Sehat
- Peningkatan Jangkauan & Mutu Pelayanan Publik Kesehatan Air Bersih & Penyehatan Lingkungan.
- Kota Bekasi Cerdas
- Peningkatan Jangkauan & Mutu Pelayanan, Pendidikan Dasar & Menengah.
- Kota Bekasi Hijau
- Peningkatan Kualitas Hidup Manusia dan Kehidupan Kota Yang Ramah Lingkungan.
- Kota Bekasi Berkarya
- Peningkatan Perluasan Lapangan Pekerjaan yang Inklusif Berbasis Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK).
- Kota Bekasi Menarik
- Peningkatan Kemudahan Berusaha & Daya Tarik Investasi Pembangunan di Kota Bekasi.
- Kota Bekasi Bersinergi
- Penguatan Integrasi Sosial dalam Kehidupan Beragama dan Berbudaya
- Kota Bekasi Berkinerja
- Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan Kota & Penguatan Sistem Manajemen Pendukung.
Secara keseluruhan, program-program ini menunjukkan komitmen Tri-Harris untuk menjadikan Bekasi sebagai kota yang lebih sehat, cerdas, ramah lingkungan, dan berdaya saing tinggi, serta memperhatikan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Dengan pendekatan yang komprehensif ini, mereka berupaya mewujudkan Bekasi sebagai kota yang maju, sejahtera, dan nyaman bagi seluruh warganya.
Target sasaran dari pasangan Tri Adhianto dan Harris Bobihoe dalam visi dan program mereka adalah seluruh warga Kota Bekasi, dengan penekanan pada berbagai kelompok masyarakat yang memiliki kebutuhan dan aspirasi yang beragam. Program-program seperti "Kota Bekasi Sehat" dan "Kota Bekasi Cerdas" jelas menyasar masyarakat pada umumnya, terutama kelompok yang membutuhkan akses lebih baik terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan. Dalam hal ini, mereka berfokus pada peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan publik, sehingga kelompok masyarakat yang kurang terlayani atau yang selama ini menghadapi kesulitan dalam mengakses fasilitas tersebut dapat merasakan manfaat langsung. Selain itu, program "Kota Bekasi Berkarya" yang berfokus pada penciptaan lapangan pekerjaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara khusus menyasar kalangan muda dan pencari kerja, memberikan peluang baru untuk pengembangan karir dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman.
Selanjutnya, program-program seperti "Kota Bekasi Menarik" dan "Kota Bekasi Hijau" menyasar sektor ekonomi dan lingkungan, yang diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif serta memperbaiki kualitas hidup masyarakat secara umum, dengan mengutamakan keberlanjutan lingkungan dan kemudahan bagi para pelaku usaha. Terakhir, dengan program "Kota Bekasi Bersinergi", pasangan Tri-Harris juga menargetkan seluruh lapisan masyarakat untuk memperkuat hubungan sosial dan integrasi antar kelompok, sehingga tercipta harmoni sosial yang lebih baik di tengah keragaman etnis, agama, dan budaya di Bekasi. Secara keseluruhan, meskipun program-program ini ditujukan untuk semua warga Kota Bekasi, mereka lebih memfokuskan perhatian pada kelompok-kelompok yang selama ini membutuhkan perbaikan dalam hal kualitas pelayanan publik, kesempatan kerja, dan kehidupan sosial yang inklusif.
Tantangan utama yang dihadapi pasangan Tri Adhianto dan Harris Bobihoe dalam mewujudkan visi "Kota Bekasi Semakin Nyaman dan Sejahtera" adalah kompleksitas kebutuhan masyarakat yang sangat beragam, serta keterbatasan anggaran dan sumber daya dalam mengimplementasikan program-program besar mereka. Peningkatan kualitas pelayanan publik, penyediaan infrastruktur yang memadai, dan pembangunan yang berkelanjutan memerlukan koordinasi yang efektif antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Selain itu, menciptakan iklim investasi yang kondusif dan berkeadilan juga bisa menghadapi tantangan terkait birokrasi, regulasi, dan ketimpangan ekonomi yang ada di tingkat masyarakat. Kemudian, dalam menghadapi dinamika sosial dan keberagaman budaya serta agama, diperlukan pendekatan yang sensitif dan inklusif untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari pembangunan yang ada.
Namun, program-program yang diusung Tri-Harris juga menghadirkan berbagai peluang besar. Pertama, fokus pada sektor kesehatan, pendidikan, dan lingkungan hidup memberikan peluang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara langsung, yang dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan produktif. Program "Kota Bekasi Cerdas" dan "Kota Bekasi Berkarya" membuka peluang besar dalam pengembangan sumber daya manusia dan lapangan pekerjaan, terutama dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin berkembang pesat. Selain itu, kebijakan yang mendorong kemudahan berusaha dan daya tarik investasi akan membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, menciptakan peluang usaha bagi masyarakat lokal, serta memperkuat daya saing Bekasi di tingkat nasional maupun internasional. Melalui pendekatan yang sinergis dan kolaboratif, Tri-Harris memiliki kesempatan untuk menciptakan pemerintahan yang lebih transparan, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, yang pada akhirnya dapat membentuk Bekasi menjadi kota yang lebih maju dan berkelanjutan.
Dalam kampanye pasangan Tri Adhianto dan Harris Bobihoe, berbagai jenis media digunakan untuk menjangkau pemilih dan menyampaikan pesan mereka. Media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok menjadi platform utama untuk menjangkau kalangan muda dan pemilih yang aktif di dunia maya. Media sosial memungkinkan pasangan Tri-Harris untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat, memberikan pembaruan rutin, serta memperkenalkan visi, misi, dan program-program mereka melalui video, gambar, dan grafik yang menarik. Selain itu, mereka juga memanfaatkan media massa konvensional seperti televisi, radio, dan surat kabar untuk menjangkau audiens yang lebih luas, termasuk pemilih yang lebih tua dan mereka yang tidak terlalu aktif di dunia digital. Iklan, talk show, atau wawancara di media massa menjadi sarana untuk memperkenalkan pasangan calon secara lebih mendalam. Selain itu, penggunaan billboard, baliho, dan spanduk di lokasi strategis kota Bekasi juga menjadi bagian dari strategi visual kampanye mereka, yang memungkinkan penyampaian pesan singkat dan simbolik, seperti nomor urut pasangan atau tagline kampanye mereka, "Kota Bekasi Semakin Nyaman dan Sejahtera." Tidak kalah penting, mereka juga kemungkinan besar menggunakan website resmi dan aplikasi mobile untuk memberikan informasi lebih detail tentang visi, misi, dan program-program mereka, serta untuk menerima umpan balik langsung dari masyarakat. Terakhir, kampanye langsung melalui kunjungan rumah (door-to-door) dan pertemuan tatap muka juga tetap digunakan untuk menjalin hubungan personal dengan pemilih, mendengarkan kebutuhan mereka, dan menguatkan kepercayaan publik. Dengan memanfaatkan kombinasi media sosial, media massa tradisional, kampanye visual, serta interaksi langsung dengan masyarakat, pasangan Tri-Harris berusaha memaksimalkan jangkauan pesan kampanye mereka kepada seluruh lapisan masyarakat Kota Bekasi.
Hasil sementara dari kampanye pasangan Tri Adhianto dan Harris Bobihoe menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap persepsi publik dan elektabilitas mereka di Kota Bekasi. Kampanye mereka yang berfokus pada visi "Kota Bekasi Semakin Nyaman dan Sejahtera" telah berhasil menarik perhatian masyarakat, terutama dengan menawarkan program-program yang relevan dan menjawab kebutuhan nyata warganya. Dengan fokus pada kualitas hidup yang lebih baik, program seperti "Kota Bekasi Sehat", "Kota Bekasi Cerdas", dan "Kota Bekasi Berkarya" mendapat respons positif dari berbagai kalangan, terutama dari kelompok yang membutuhkan akses lebih baik ke pelayanan kesehatan, pendidikan, dan kesempatan kerja.
Pesan yang disampaikan dalam kampanye ini memberi kesan bahwa pasangan Tri-Harris memahami tantangan dan kebutuhan dasar masyarakat Bekasi. Hal ini tercermin dalam pencapaian elektabilitas sementara yang cukup signifikan, dengan posisi yang kokoh dan terus meroket. Elektabilitas yang terus meningkat menandakan bahwa masyarakat mulai merespons dengan baik terhadap visi, misi, dan program yang ditawarkan, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan sosial, peningkatan kualitas pelayanan publik, dan penciptaan lapangan pekerjaan berbasis teknologi.
Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana mengubah janji-janji kampanye menjadi realitas yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, mengingat banyaknya kebutuhan dan kompleksitas pembangunan di Kota Bekasi. Meskipun demikian, dengan dukungan masyarakat yang semakin besar, peluang untuk merealisasikan visi besar mereka menjadi lebih terbuka. Program-program yang mendukung pengembangan sektor ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan dapat membuka peluang besar untuk mewujudkan Kota Bekasi yang lebih maju dan berkelanjutan. Jika program-program ini dapat dijalankan dengan baik dan efektif, pasangan Tri-Harris berpotensi membawa perubahan besar yang berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat dan meningkatkan citra Kota Bekasi sebagai kota yang layak dihuni dan berkembang.
Kesimpulan dan Saran
Penggunaan new media dalam kampanye pasangan Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe di Pilkada Kota Bekasi menunjukkan betapa pentingnya teknologi digital dalam politik modern. Dengan memanfaatkan media sosial, konten yang informatif, interaksi langsung, iklan berbayar, serta platform digital lainnya, mereka berhasil menjangkau dan melibatkan pemilih dengan cara yang lebih efektif dan efisien.
Pasangan Tri Adhianto dan Harris Bobihoe mengusung visi besar untuk menjadikan Kota Bekasi sebagai kota yang semakin nyaman dan sejahtera. Dengan lima misi utama yang mencakup peningkatan pelayanan publik, kualitas hidup, kesempatan kerja, iklim investasi yang kondusif, serta penguatan manajemen pemerintahan, mereka menawarkan solusi konkret untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi kota ini. Program-program yang diusulkan, seperti "Kota Bekasi Sehat", "Kota Bekasi Cerdas", dan "Kota Bekasi Berkarya", menunjukkan komitmen mereka dalam menciptakan kesejahteraan sosial, pendidikan yang lebih baik, kesehatan yang optimal, serta lapangan pekerjaan yang inklusif. Kampanye yang dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media, baik digital maupun tradisional, serta interaksi langsung dengan masyarakat, telah memberikan dampak positif terhadap persepsi publik dan elektabilitas mereka, dengan respon yang cukup baik dari berbagai kalangan masyarakat.
Untuk mewujudkan visi dan misi yang diusung, pasangan Tri-Harris perlu terus menjaga komunikasi yang transparan dengan masyarakat serta memastikan bahwa setiap program yang dijanjikan dapat diimplementasikan dengan efektif. Mengingat tantangan besar terkait anggaran, koordinasi, dan keberagaman kebutuhan masyarakat, mereka perlu fokus pada pengelolaan sumber daya secara efisien dan memperkuat kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
Referensi
Fatmawati. (2022). Kampanye Politik. In Researchgate.Net. https://www.researchgate.net/profile/Adrian-Wijanarko/publication/352471771_Branding_Konsep_dan_Studi_Merek_Lokal/links/60caa9ae299bf1cd71d53502/Branding-Konsep-dan-Studi-Merek-Lokal.pdf
Kade, A., Riza, W., Wayan, F., & ... (2019). Perihal Penyelenggaraan Kampanye. Researchgate.Net. https://www.researchgate.net/profile/Fritz-Siregar/publication/338170377_Mengawasi_Media_Sosial_Dalam_Proses_Pemilu_2019_Supervising_Social_Media_in_2019_Election/links/5e04908c299bf10bc3797beb/Mengawasi-Media-Sosial-Dalam-Proses-Pemilu-2019-Supervising-Social-Media-in-2019-Election.pdf
Saeful, M. (2022). Kampanye Politik Pilkada Pasangan Calon Wali Kota Tangerang Selatan Siti Nur Azizah-Ruhamaben. Jurnal Ilmu Politik Dan Komunikasi, 12(1). https://doi.org/10.34010/JIPSI.V12I1.6592
Sari, M. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA. 41--53.
Sinaga, P. (2018). Pemilihan Kepala Daerah Dalam Konstruksi UUD NRI 1945. Binamulia Hukum, 7(1), 17--25. https://doi.org/10.37893/jbh.v7i1.10
Ummah, M. S. (2019). Pengantar Ilmu Politik dan Pengantarnya. Sustainability (Switzerland), 11(1), 1--14. http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2008.06.005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/305320484_SISTEM_PEMBETUNGAN_TERPUSAT_STRATEGI_MELESTARI
Sahir, S. H. (2022). Metodologi Penelitian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H