Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu karakteristik anak usia dini adalah memiliki imajinasi atau fantasi yang tinggi dapat diartikan bahwa anak-anak paling suka untuk bermain berpura-pura atau yang disebut dengan permainan simbolik karena bermain pura-pura sangat mengasyikkan bagi anak dan juga efektif dalam mendukung kesiapan anak untuk sekolah.
Permainan simbolik merupakan salah satu kegiatan bermain yang muncul pada usia pra operasional (2-7 tahun) ditandai dengan bermain dengan menggunakan benda, menggunakan benda sebagai fungsi lain, memanipulasi benda, dan bermain pura-pura.
Bermain simbolik juga dapat dikatakan sebagai bermain peran karena anak-anak menggunakan objek sebagai properti atau mengambil peran lain daripada menjadi seorang anak-anak.
Contohnya yaitu anak berpura-pura atau berperan menjadi seorang kasir pelayan toko yang menjual beberapa mainan kemudian anak menghitung dan menjumlah harga barang tersebut menggunakan mesin dan melakukan interaksi sosial dengan temannya.
Menurut Jean Piaget, salah satu tahapan bermain adalah permainan simbolik. Permainan simbolik ini sangat memberikan pengaruh penting untuk mendukung kemampuan kognitif pada anak karena selama bermain simbolik, anak mengembangkan keterampilan yang akan diperlukan di masa depan baik secara akademis maupun sosial.
Kemudian Lev Vygotsky juga mengatakan bahwa permainan simbolik dapat mempengaruhi perkembangan kesehatan anak dengan cara anak-anak mengatasi impulsifnya dan mengembangkan perilaku berpikirnya sejak dini. Berikut ini penjelasan mengenai kemampuan anak yang dapat timbul dalam bermain simbolik berdasarkan pengamatan pada gambar tersebut, yaitu :
1. Kemampuan Berfikir
Pada hasil pengamatan dari permainan simbolik anak dapat mengembangkan kemampuan berfikir atau kognitifnya ditunjukkan dengan anak bermain pura-pura menjadi kasir pelayan toko, anak dapat mengenal simbol penjumlahan dan angka pada mesin kalkulator yang dimainkan tersebut pada saat menghitung harga jumlah barang mainan yang temannya beli. Kemudian anak juga menganggap benda kalkulator sebagai media telephone untuk menghubungi teman yang lain agar dapat belanja.
2. Kemampuan Sosial
Pada hasil pengamatan dari permainan simbolik anak juga dapat mengembangkan kemampuan sosial nya dengan teman lawan jenisnya ditunjukkan dengan anak berperan menjadi seorang kasir pelayan toko pada saat anak menghitung jumlah barang-barang mainan yang temannya beli anak tersebut menjalin interaksi sosial dengan teman lawan jenisnya seperti bertanya “apa ada barang yang ingin dibeli lagi” kemudian teman lawan jenisnya pun menjawab “sudah cukup”.