Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Membincang Fobia Buruk Rupa dan Embacang Buruk Kulit

6 Agustus 2024   22:39 Diperbarui: 8 Agustus 2024   07:41 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang dengan kakofobia kerap menyendiri untuk menghindari orang atau sesuatu yang jelek ((Gambar: Unsplash/Gadiel Lazcano)

Maka, kasihanilah orang dengan kakofobia. Jika kamu berpikir seperti saya, merasa diri selaku orang jelek, jauhilah mereka. Kasihan, mereka bisa semaput gara-gara melihat kita yang jelek. Jangankan melihat, memikirkan orang jelek saja bisa membuat mereka langsung jatuh pingsan.

Orang dengan kakofobia kerap menyendiri untuk menghindari orang atau sesuatu yang jelek ((Gambar: Unsplash/Gadiel Lazcano)
Orang dengan kakofobia kerap menyendiri untuk menghindari orang atau sesuatu yang jelek ((Gambar: Unsplash/Gadiel Lazcano)

/2/

Ada peribahasa yang berbunyi "embacang buruk kulit". Peribahasa itu bermakna "orang yang tampangnya jelek atau tampaknya jahat, dan sebagainya, padahal sebenarnya baik hati, suka menolong, dan pintar". 

Kata embacang dalam peribahasa itu berarti 'buah sejenis mangga yang pada bagian kulit batangnya keluar getah yang membentuk damar berwarna jernih, bunganya berbentuk malai dan harum, daging buahnya berserat, rasanya masam agak manis dan biasa digunakan untuk campuran minuman'.

Meski kulit batang embacang terlihat buruk rupa, karena keluar getah damar, dan tidak enak dipandang, tetapi buahnya dicari-cari banyak orang. Bukan cuma buah, bunga embacang saja harum.

Banyak orang yang dari luar tampak bengis, kejam, jahat, atau tidak berperasaan, tetapi di dalam hatinya santun, empatik, simpatik, dan baik hati. Banyak orang yang dari luar terlihat bodoh atau tidak tahu apa-apa, padahal sebenarnya orang itu sangat pandai.

Begitulah makna embacang buruk rupa.

Jika penampilan kamu jauh dari ganteng atau cantik, tidak perlu takut tidak akan disukai atau dibenci gara-gara buruk rupa. Kualitas konten sebuah buku tidak dapat dinilai dari seberapa molek kovernya. Artinya, penampilan luar bukan gambaran pasti atas kualitas diri seseorang.

Bahwa kover yang menarik dapat memengaruhi hasrat membeli, itu benar. Bahwa gara-gara penampilan mentereng lantas orang terpikat, itu benar juga. Namun, itu bukan segalanya. Setelah ketahuan isinya, barulah pembaca bisa menilai kualitas sebuah buku atau kapabilitas pribadi seseorang.

Hati-hati memperlakukan "diri sendiri" gara-gara tampang yang buruk. Awalnya hanya takut tidak berterima, lama-lama memicu emosi negatif lain yang samar. Seperti rasa tidak puas pada diri sendiri, minder bertemu orang-orang, gelisah jika berada di depan orang lain, atau kecemasan yang menjalari semua urusan.

Itu membahayakan kesehatan mental kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun