Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Gila Banget, Pembayaran Uang Tebusan Ransomware Capai Rp17,18 Triliun

6 Agustus 2024   13:27 Diperbarui: 6 Agustus 2024   16:56 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia siber sedang tidak baik-baik saja, sebab geng penjahat maya terus berkeliaran mengintai warganet (Gambar: Dokpri/Yudi Irawan)

Sementara itu, biaya pemulihan tebusan menurut laporan Sophos dalam The State of Ransomware 2024 (Mei 2024) mencapai 2,73 juta dolar AS atau Rp45,045 miliar. Rata-rata pembayaran tebusan meningkat 500% dibanding tahun lalu. Sebanyak 63% permintaan uang tebusan dengan kisaran 1 juta dolar AS (Rp16,5 miliar) dan 30% permintaan uang tebusan yang lebih dari 5 juta dolar AS (Rp82,5 miliar). Hal itu memperjelas bahwa operator ransomware menginginkan imbalan yang besar.

Riset Cohesity yang hasilnya dilansir pada Februari 2024 menyatakan bahwa membayar uang tebusan menjadi biaya berbisnis bagi banyak pengusaha. Bahkan, 94% responden memastikan perusahaan mereka berani membayar uang tebusan untuk memulihkan data dan proses bisnis. Sisanya, 5%, mengatakan "mungkin akan membayar, tergantung pada besaran jumlah uang tebusan".

Lebih spesifik lagi, 67% responden mengatakan perusahaan mereka bersedia membayar lebih dari 3 juta dolar AS (Rp49,5 miliar) untuk memulihkan data dan proses bisnis, sementara 35% responden mengatakan perusahaan mereka bersedia membayar lebih dari 5 juta dolar AS (Rp82,5 miliar).

Pada sisi lain, taktik geng ransomware terus berkembang dan menjadi lebih rumit. Begitu laporan Malwarebytes dalam 2024 ThreatDown State of Malware (Februari 2024). Rata-rata permintaan tebusan meningkat secara signifikan. Geng LockBit bertanggung jawab atas permintaan terbesar, $80 juta (Rp1,32 triliun) setelah serangan mereka terhadap Royal Mail.

Sementara itu, pada Juni 2024 lalu, pemerintah Indonesia kelimpungan karena geng ransomware menyerang Pusat Data Nasional Sementara di Surabaya. Geng itu meminta uang tebusan sebesar Rp131 miliar, tetapi pemerintah Indonesia tidak mau membayar "upeti pemalak di dunia siber" itu.

Jelas sekali, kemampuan geng ransomware sangat mengerikan. Mereka membuat dunia siber menjadi dunia yang mengerikan dan mengenaskan.

Kenapa jani begidi, ya? []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun