Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tip Berteman dengan Ketakutan

28 Juli 2024   05:37 Diperbarui: 28 Juli 2024   14:57 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada orang yang memilih menyendiri karena ketakutan (Gambar: shutterstock/luxorphoto)

/4/

Ada orang yang merasa takut tidak bisa mendapat pekerjaan, takut tidak mampu menghidupi keluarga, taku tidak bisa keluar dari belitan masalah, takut tidak bisa melepaskan diri dari cengkeraman utang.

Ada pepatah yang mengatakan, "Ada air, ada ikan." Artinya, asal mau berusaha, rezeki ada di mana-mana. Atau, di mana ada negeri, di sana ada warga.

Air merupakan tempat tinggal dan tempat berkembang biak bagi ikan. Di mana pun ada kawasan yang berair, apalagi kalau genangannya luas dan agak dalam, di sana ada ikan yang hidup dan berkembang biak.

Tebat, misalnya. Jika kita membuat tambak di kitaran rawa atau sungai untuk memiara ikan, tempat itu kita sebut tebat. Dapat juga disebut balong. Karena memang dibuat untuk memelihara ikan, jelas tebet--begitu cara orang Betawi menyebut tebat--ada ikannya.

Sawah yang lama digenangi air sepanjang padi ditanam, bisa pula ada ikan di sana. Telaga di gunung bisa berisi ikan. Begitu pula dengan danau dan tasik. Apalagi empang dan tambak. Malahan tetangga saya ada yang punya toples berisi ikan.

Pendek kata, di mana ada air akan ada ikan. Tiada berbeda dengan manusia. Di mana pun ada negeri, atau kampung, niscaya ada penduduk yang menetap di sana.

Mau lembur (kata orang Sundah) mau borik (kata orang Makassar), pasti ada orang menetap di sana. Begitu pula dengan dukuh, talang, udik, atau desa. Apalagi kota. Orang seperti ikan teri berpumpun di kota.

Air dalam peribahasa ini bermakna 'tempat yang didiami', sedangkan ikan bak 'rezeki, anugerah, atau karunia'. Di mana pun kita berada, mau di desa mau di kota, pasti ada rezeki. Jangan takut tidak makan, akan ada rezeki dari jalan yang tidak terduga.

Tentu saja, asalkan mau bekerja dan berusaha.

Apa yang kita usahakan atau kerjakan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun