Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tip Berteman dengan Ketakutan

28 Juli 2024   05:37 Diperbarui: 28 Juli 2024   06:48 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada orang yang memilih menyendiri karena ketakutan (Gambar: shutterstock/luxorphoto)

Namun, selama rasa takutmu cenderung pada 'membangun benteng pertahanan atas serangan bahaya', itu manusiawi.

Semua orang punya rasa takut. Mata kita akan sama-sama melebar jika tengah ketakutan. Jantung kita sama-sama berdetak lebih kencang, keringat dingin membasahi tengkuk dan telapak tangan, atau kita bernapas lebih cepat seperti dikejar sesuatu yang tidak kelihatan.

/3/

Mengapa kita merasa takut?

Semua manusia punya emosi dasar. Takut salah satu di antaranya. Takut terjadi sebagai bentuk respons manusia terhadap kondisi atau sesuatu yang mengancam dan membahayakan. Rasa takut tidak lebih seperti membangun kubu pertahanan. Di kubu itu kita menjalani mekanisme pertahanan diri.

Jadi, tidak perlu minder atau runtuh rasa percaya diri hanya karena kamu merasa takut. Kamu tidak sendirian. Apa pula yang harus dicemaskan dari rasa takut? Itu perasaan sementara saja. Begitu sumber yang menakutkan itu hilang, begitu kita sadar ancaman sudah hilang, begitu kita tahu bahwa kondisi membahayakan itu sudah hilang, rasa takut akan hilang juga.

Banyak orang, jika kita tidak mau menyebut semua orang, yang punya rasa takut. Bisa jadi takut pada sesuatu.

Ada yang berbadan kekar dan tegap, tetapi takut pada jarum suntik. Ada yang terlihat pemberani dan jagoan, tetapi terlonjak saat didekati kecoak. Ada yang takut gagal, ada yang takut tidak dicintai, ada yang takut kehilangan martabat, ada yang takut tidak dihargai lagi, ada yang takut ditinggalkan. Macam-macam rasa takut itu.

Ada yang takut karena trauma pada masa lalu, ada yang takut karena kondisi yang dihadapi saat ini, ada yang takut karena sesuatu yang belum tentu terjadi pada esok atau hari-hari mendatang. Macam-macam rasa takut itu.

Pada sisi lain, sesuatu yang menakutkan bagi seseorang boleh jadi dianggap hal yang menyenangkan oleh orang lain. Berada di ketinggian, di atap gedung tinggi misalnya, boleh jadi menakutkan bagi seseorang dan memicu adrenalin bagi yang lain. Orang yang senang berdiri tegak di ketinggian bukan berarti tidak punya rasa takut, bukan. Ia hanya melihat dan merasakannya dengan cara yang berbeda.

Jadi, tiap orang berbeda dalam memandang sesuatu. Lain padang, lain belalang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun