Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perokok Indonesia Tertinggi di Dunia, Donor Bos Pabrik Rokok, dan Pengalaman Berhenti Merokok

26 Juli 2024   04:38 Diperbarui: 26 Juli 2024   10:14 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gairah berhenti merokok (Foto: picture-alliance/abaca/ R. Ben-Ari)

Sekarang mari kita ambil kalkulator. Puntung rokok dari 57 juta perokok dengan rata-rata 10 batang per hari akan mencapai 570.056.240 puntung. Dalam sebulan menjadi 17.101.687.200 puntung. Berapa puntung dalam setahun? Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 208.070.527.600 puntung.

Gairah berhenti merokok (Foto: picture-alliance/abaca/ R. Ben-Ari)
Gairah berhenti merokok (Foto: picture-alliance/abaca/ R. Ben-Ari)

/5/

Saya kaget, sungguh kaget. Nathalia C Tjandra, dosen Marketing The Business School Edinburg Napier University, London, menyatakan bahwa hampir 40% perokok aktif di Indonesia berasal dari kalangan remaja laki-laki.

"Meski konsumsi rokok secara jelas berdampak buruk bagi kesehatan," papar Nathalia, "tetapi konsumsi rokok Indonesia terus naik, bahkan 36,3 persen. Bukan hanya itu, 73,3 persen pria di atas 15 tahun pun rentan terhadap rokok."

Pada sisi lain, dari data Riset Kesehatan Dasar pada 2018 yang dilansir Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diketahui bahwa prevalensi perokok remaja usia 10--18 tahun meningkat menjadi 9,1% dari 7,2% pada tahun 2013.

/6/

Saya kaget, sungguh kaget. Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebanyak 40% anak di dunia telah menjadi perokok pasif dan lebih dari 2,6 juta anak di Indonesia adalah perokok aktif.

Anak yang menjadi perokok pasif--orang yang bukan perokok, tetapi menghirup asap rokok orang lain atau berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang merokok--menjadi lebih rentan mengeluhkan batuk lama, menderita sakit radang paru, dan asma.

Makin banyak anak-anak yang merokok. Lebih dari 30% anak Indonesia merokok sebelum usia 10 tahun (GYTS, 2009). Lebih mengenaskan lagi, ada anak yang sudah mulai merokok pada usia dua tahun. Itu sangat mengerikan.

/7/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun