Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Buat Apa Kita Tahu Bahasa Tubuh

28 Juni 2024   12:18 Diperbarui: 29 Juni 2024   08:05 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tubuh yang mencintai rasa sedih (Ilustrasi: Pixabay/Putu Elmira)

Sentuhan menyampaikan empati (Gambar: Getty Images/iStockphoto/kitzcorner) 
Sentuhan menyampaikan empati (Gambar: Getty Images/iStockphoto/kitzcorner) 

Pada akhirnya, kita harus memperhatikan bahasa verbal dan bahasa tubuh pada saat berkomunikasi dengan orang lain. Jangan terpaku hanya pada bahasa verbal atau pada bahasa tubuh belaka. Dua-duanya harus kita perhatikan.

Selain itu, pastikan kita menjadi pendengar yang baik, bijak, dan santun ketika orang lain berbicara. Hindari sibuk memperhatikan bahasa tubuh sampai-sampai lupa mendengarkan apa yang tengah disampaikan oleh orang lain.

Selamat menjalin silaturahim dengan arif, menenangkan, dan menyenangkan. []


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun