Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Minum Air Rasa Duri, Makan Nasi Rasa Sekam [3]

22 April 2024   01:13 Diperbarui: 22 April 2024   01:47 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersedihlah, secukupnya saja (Gambar: Getty Images-iStockphoto-kitzcorner)

Ada satu peribahasa yang tertuju pada orang yang tengah dirundung duka. Minum air rasa duri, makan nasi rasa sekam. Begitu bunyinya. Artinya: tidak enak makan dan minum karena terlalu sedih.

PADA peribahasa ini, yang dimaksud dengan duri adalah 'bagian tumbuhan yang runcing dan tajam'. Beberapa tanaman mempunyai duri. Mawar contohnya. Jika bagian runcing dari duri itu tersentuh jari, otomatis jari akan terasa sakit.

Apalagi jika duri itu terminum, tentu lebih sakit lagi.

Adapun pengertian sekam adalah 'kulit bulir padi yang selesai ditumbuk atau digiling'. Jika menyentuh kulit, sekam berasa amat sekat dan tajam. Kadang-kadang malah memantik rasa gatal dan sakit.

Apalagi jika sekam itu termakan, tentu akan berasa lebih sakit lagi.

Peribahasa ini adalah kiasan dari perasaan orang yang berduka. Bisa jadi karena ditinggalkan oleh orang yang sangat dia cintai. Misalnya, orangtua. Karena sangat berduka, baik makan maupun minum sama-sama tidak enak.

Air yang diminum, rasanya malah seperti duri. Nasi yang dimakan, rasanya malah bagaikan sekam.

Jika kamu mengalami kedukaan semacam ini, tentu kamu akan memilih sendirian. Begitu rata-rata orang yang terlalu merasa sedih. Menyendiri, entah sementara entah selamanya, menjadi pilihan yang pada saat itu tampaknya paling baik.

Lagi pula, mustahil ikut nimbrung bersama orang-orang yang melayat, tetapi tertawa membahana seolah-olah sedang menyaksikan komedi. Ikut tertawa bisa disangka orang gila, sedang berduka malah tertawa-tawa. Tidak tertawa nanti salah tingkah.

Jadi, biarlah sendirian kalau memang sebatang kara. Seiring waktu, duka berlalu. Air tidak akan berasa duri lagi, nasi tidak akan berasa sekam lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun