Apabila kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah itu mendapat imbuhan, gunakan tanda hubung (-). Kata yang dikursifkan hanya kata dari bahasa asing atau bahasa daerah.
- “Pamanku ber-pariban dengan pamanmu,” kata Nayanika.
- Rahmat berseru, “Messi di-tackle!”
Pengecualian dapat dilakukan apabila satu kata sudah kerap digunakan pada dialog sebelumnya. Hal ini berlaku hanya pada kata dari bahasa daerah. Beberapa penerbit tidak memberlakukan pengursifan untuk kata yang berasal dari bahasa daerah, asalkan sudah digunakan berkali-kali.
Kata yang termasuk ragam cakapan tetap dikursifkan.
- “Rahmat sedang mager,” ujar Nayanika.
- Nayanika memelotot. “Kalau mau pansos, Rahmat, jangan sememalukan itu!”
Itulah empat aturan penulisan dialog. Saya berharap, udaran ini bermanfaat bagi kalian.
Salam takzim, Khrisna Pabichara
(Twitter/IG: @1bichara)
Artikel terkait:
- Jurus Meramu Data dalam Novel agar Bernyawa
- Jurus Moncer Menubuhkan Lokalitas dalam Cerita
- Tiga Jurus Tokcer Mengarang Novel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H