Begitulah cara saya menggunakan tenaga dewa topan untuk menggusur gunung data. Kalau masih penasaran soal pernak-pernik cenning rara, silakan baca novel terbaru saya. Lakuna. Ini bukan soal pariwara terselubung, ini perkara bagaimana menata data agar enak dibaca.
Mainkan data agar ia berirama (Ilustrasi: elnacain.com)
Dua jurus itu, Thi-Khi-i-Beng dan Dewa Topan Menggusur Gunung tidak bisa dipraktikkan sekali jadi. Mesti dilatih berkali-kali, mesti diuji berhari-hari. Pepatah mengingatkan kita: sedikit demi sedikit, lama-lama habis. Eh, maaf, lama-lama menjadi bukit.
Maka dari itu, berlatihlah meramu data. Berlatihlah mengurai angka dan statistik ke dalam isi cerita atau narasi. Selamat mencoba. [kp]
Baca juga:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!