Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jurus Moncer Menubuhkan Lokalitas dalam Cerita

21 Maret 2021   12:30 Diperbarui: 21 Maret 2021   14:23 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bodoh?"

"Mencintai Tata."

Emir terpingkal-pingkal sampai air matanya merembes ke pipi. "Bodoh dan cinta itu bagai rel dan kereta, Naya."

Sekarang amati dialog antara Naya (calon magister) dan ibunya (dosen pascasarjana).

"Bagi Naya, itu hubungan yang timpang. Tidak seimbang."

"Tata mengangankan kebenaran yang jelas, Naya, tetapi bermuara pada dirinya sendiri. Ia mencari kebenaran berdasarkan kebenaran dalam dirinya sendiri. Ia menginginkan kebenaran dan itu, sebenarnya, kebenaran bagi dirinya sendiri."

"Nietzche!"

"Betul, Nak."

"Apa yang harus Naya lakukan, Ma?"

"Jika kamu ingin mempertahankan hubunganmu dengan Tata, kamu harus tekun menambal lubang-lubang hubungan itu."

"Pasti sulit."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun