Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Dua Kali Membantah Wacana Presiden Tiga Periode

16 Maret 2021   05:53 Diperbarui: 16 Maret 2021   06:57 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui tribunnews.com, Mardani menyatakan bahwa pada 2019, Jokowi sudah menyatakan tidak mungkin presiden tiga periode. Meski begitu, beliau harus berhati-hati terhadap orang-orang yang ingin ambil muka atau menjerumuskan.

Maka dari itu, sudahilah kegenitan menambah masa jabatan presiden hingga tiga periode. Itu mengebiri esensi reformasi. Cukup dua periode. Cukup Sukarno dan Suharto saja yang lama mengeram di kursi presiden. Kita jadikan pengalaman Orde Lama dan Orde Baru sebagai guru.

Di sinilah perlunya partai pengusung Jokowi wawas diri. Jangan kegenitan. Tahan diri. Banyak perkara lain yang perlu dibahas di Senayan. Wacana presiden tiga periode bukan perkara yang mendesak. Kecuali partai pengusung memang ingin menjerumuskan Jokowi.

Kasihan Pak Jokowi harus sibuk mengklarifikasi isu picisan ini. Malah sampai dua kali. Padahal, beliau tengah sibuk memimpin penanganan pandemi korona. Tega banget, sih. Jangan-jangan partai pengusung senang hati kalau Pak Jokowi menjadi bulan-bulanan oposan.

"Mau dibolak-balik berapa kali pun, sikap saya tidak berubah." Begitu pengakuan Jokowi lewat akun YouTube Sekretariat Presiden kemarin (Senin, 15/3/2021). Beliau tetap menentang wacana presiden tiga periode.

Kurang apa lagi?! Masih mau cari muka? Masih mau menampar muka Pakde?! [kp]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun