Okelah, anggap saja tulisan saya memuat pelanggaran berat. Bolehkan saya meminta petunjuk seperti apa pelanggaran berat yang saya lakukan. Ini penting. Supaya saya tidak mengulang kesalahan serupa. Supaya rumah besar ini makin sehat.
Jikalau hanya diblokir tanpa pemberitahuan yang jelas, repot. Saya tukang kutak-katik kata. Ini kali berjudul begini, itu kali berjudul begitu. Enteng bagi saya mengubahnya. Akan tetapi, apakah itu sehat? Mungkin bagi Admin K sehat-sehat saja, saya mah meriang.
Maka dari itu, guna menciptakan rumah yang sehat seperti anjuran Pengelola Kompasiana, perlu dibangun komunikasi yang nyaman antara Admin K dan Kompasianer. Kalau ada pelanggaran, tunjukkan. Saya misalnya, biasa mengkritik jadi terbiasa pula dikritik.
Tidak, tidak. Saya tidak minta dihargai karena sudah mati-matian menulis. Hehehe. Ogut menulis sama seperti berkedip, kok, kagak mati-matian sama sekali. Cuma, ya, bayangkan jikalau semua Kompasianer digantung seperti itu. Tidak sehat. Jika tidak sehat, berarti sakit.
Baiklah. Senang rasanya bisa menuangkan apa yang saya pikirkan ke dalam artikel. Terang saja saya senang, sebab saya bukan tipe pemendam masalah dan pendendam tiada akhir. Memang saya jarang membicarakan kemarahan, tetapi sering menuliskannya. Begitulah cara saya agar batin tetap sehat.Â
Semoga Pengelola dan Administratur Kompasiana memahami intisari tulisan ini. Serius. Niat saya hanya ingin tahu apa aturan yang saya langgar. Dengan begitu, saya tidak akan mengulangi pelanggaran itu. Janji!
Ya. Saya berani berjanji, sebab saya bukan keledai. Terima kasih, Admin K. [kp]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H