Bagi sebagian murid, ulangan bukan sekadar mencari jawaban benar atau salah. Oh, tidak begitu. Ulangan dapat juga menjadi ajang guyonan, meredakan ketegangan, dan lucu-lucuan. Daripada mumet, mending tertawa.
Bayangkan saja kamu seorang siswa kelas 3 lalu bertemu soal di bawah ini.
Jangan mencak-mencak atau mengumpat kepada pembuat soal. Beliau sepertinya ingin menguji daya nalar siswa. Kalau ketemu River, pembuat soal bakal kelabakan. Pasti akan dia jawab lebih receh. Satu truk tronton, misalnya. Dalam logika River, Budi hanya berkhayal.
Sekarang mari kita belajar menghitung waktu. Perhatikan soal berikut.
Tidak usah menggerendeng. Tertawa saja. Anggap pembuat soal sedang menghibur siswa. Bukan apa-apa, soal ulangan yang ruwet bisa bikin mumet. Nah, dengan soal seperti itu maka siswa mendapat jalan untuk tertawa dan menjawab sesukanya.
Tiba saatnya kita belajar tentang empati. Silakan baca soal di bawah ini.
Bagaimana kalau jawabanmu "c"? Tidak apa-apa. Itu kalau adik atau kakakmu yang kena. Itu pun karena sebelumnya kamu sudah ingatkan agar bergeser, terus bergeming dan terkena bola. Ngeyel, sih. Hehehe.
Sekalian omeli saja pakai dialog Jenderal Nagabonar, "Sudah kubilang kau zangan pergi bertempur, ah, kau pergi zuga. Kena bolalah kau!"