Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Soal Ulangan Nyeleneh, Jawaban Siswa, dan Humor Ecek-ecek

11 Maret 2021   18:00 Diperbarui: 11 Maret 2021   19:30 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca dulu, biar bisa jawab soal ulangan (Foto: Dokpri)

Bagi sebagian murid, ulangan bukan sekadar mencari jawaban benar atau salah. Oh, tidak begitu. Ulangan dapat juga menjadi ajang guyonan, meredakan ketegangan, dan lucu-lucuan. Daripada mumet, mending tertawa.

Bayangkan saja kamu seorang siswa kelas 3 lalu bertemu soal di bawah ini.

Soal yang membingungkan (Gambar: Facebook)
Soal yang membingungkan (Gambar: Facebook)
Ya, kamu bisa menjawab "kebangetan". Lo, jelas. Narasi menggambarkan Nuri sedang membawa 8 (delapan) plastik. Setiap plastik isinya 6 (enam) buah mangga. Bayangkan betapa repotnya Nuri. Budi bukannya menolong Nuri, eh, malah sibuk menghitung jeruk yang tidak jelas.

Jangan mencak-mencak atau mengumpat kepada pembuat soal. Beliau sepertinya ingin menguji daya nalar siswa. Kalau ketemu River, pembuat soal bakal kelabakan. Pasti akan dia jawab lebih receh. Satu truk tronton, misalnya. Dalam logika River, Budi hanya berkhayal.

Sekarang mari kita belajar menghitung waktu. Perhatikan soal berikut.

Kapan Ibu selesai mencuci? (Gambar: Facebook/ZachID10)
Kapan Ibu selesai mencuci? (Gambar: Facebook/ZachID10)
Kamu bisa mengisi jawaban sesuka hati. Toh guru dan pembuat soal tidak pernah melihat ibumu memasak dan mencuci. Mereka pasti buta jadwal, jadi santai saja. Masukkan misalnya pukul 23.00. Alasannya, jemuran diangkat jam sebegitu. Menjemur masih bagian dari mencuci, kan?

Tidak usah menggerendeng. Tertawa saja. Anggap pembuat soal sedang menghibur siswa. Bukan apa-apa, soal ulangan yang ruwet bisa bikin mumet. Nah, dengan soal seperti itu maka siswa mendapat jalan untuk tertawa dan menjawab sesukanya.

Tiba saatnya kita belajar tentang empati. Silakan baca soal di bawah ini.

Jika bersua dompet di jalan (Gambar: Facebook/ZachID10)
Jika bersua dompet di jalan (Gambar: Facebook/ZachID10)
Apa jawaban kamu? Oh, "b". Baiklah. Menertawakannya keliru. Mestinya mentertawakan. Bukan sekadar kata menertawakan yang salah kaprah, melainkan sekaligus membayangkan kita sedang bersenda gurau dengan teman. Namanya juga teman, kadang bercanda riang dengan melempar bola pingpong.

Bagaimana kalau jawabanmu "c"? Tidak apa-apa. Itu kalau adik atau kakakmu yang kena. Itu pun karena sebelumnya kamu sudah ingatkan agar bergeser, terus bergeming dan terkena bola. Ngeyel, sih. Hehehe.

Sekalian omeli saja pakai dialog Jenderal Nagabonar, "Sudah kubilang kau zangan pergi bertempur, ah, kau pergi zuga. Kena bolalah kau!"

Kalau jawabanmu "a"? Tunggu dulu. Lihat dulu siapa yang salah. Kamu yang tidak sengaja atau dia yang salah pilih posisi? Jangan kamu melulu yang meminta maaf. Kalau orang lain yang salah, kenapa mesti kamu yang merunduk dan meminta maaf? Kalau sama-sama salah, kenapa hanya kamu yang meminta maaf? Hehehe.

Sekarang perhatikan soal tentang menemukan dompet di jalan.

Ketika menemukan dompet di jalan (Gambar: Facebook/ZachID10)
Ketika menemukan dompet di jalan (Gambar: Facebook/ZachID10)
Apakah jawaban "a" salah? Belum tentu. Kamu baru saja kehilangan dompet. Kamu sisir jalan yang tadi kamu lewati. Ketemu dompet yang kaucari. Jelas tidak salah dong kalau kamu memungut dompet itu. Lo, jelas kok, mengambil dompet sendiri tiada salah.

Bagaimana dengan jawaban "c"? Itu juga ada benarnya. Belum tentu kalau kita ambil, terus kita kembalikan kepada yang punya, lantas diapresiasi dengan ucapan terima kasih. Bagaimana jika pemiliknya sering berpikir negatif dan hidup penuh prasangka? Kamu bisa dituduh copet.

Yang merepotkan apabila bertemu bocoran soal Bahasa Indonesia seperti gambar berikut.

Makna kata terserah (Gambar: Facebook/ZachID10)
Makna kata terserah (Gambar: Facebook/ZachID10)
Terlepas dari ada atau tidaknya soal sedemikian, empat tawaran jawaban sangat tidak masuk akal. Memangnya hanya cewek yang mampu bilang "terserah"? Cowok juga ada yang bilang "terserah" kalau rasa kesalnya sudah tiba di ubun-ubun.

Ah, sudahlah. Lihat saja jawaban soal yang di bawah ini.

Jawaban siswa yang kreatif (Gambar: Facebook/ZachID10)
Jawaban siswa yang kreatif (Gambar: Facebook/ZachID10)
Apakah sebenarnya fungsi hati? Tanya saja Hananta. Serius. Hananta tidak keliru. Hati bisa menjadi tempat menemukan cinta dan kasih sayang. Bisa juga, rasa sakit dan benci berkepanjangan. 

Apa pun jawaban kamu: terserah! [kp]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun