SELALU ada saat kita merasa kelakar bisa mencairkan suasana, tetapi kita juga harus tahu batasan mana canda dan mana hinaan. Selain itu, kita punya perasaan. Jadi, sebaiknya kita manfaatkan perasaan itu dengan sebaik-baiknya agar kepekaan kita tajam. Peka pada situasi kita butuhkan agar senda gurau kita tidak menyakiti teman sepercandaan.
Kasus menyedihkan di Lahat mungkin kita anggap remeh. Barangkali kita mengira Junaidi terlalu emosional sampai-sampai nyawa Darsan melayang akibat tikamannya, tetapi kita juga tidak bisa mengabaikan kondisi psikologis Junaidi. Dalam kacamata Junaidi, kejadian itu dapat saja ia kira sebagai perbuatan yang menghilangkan harga diri.
Senda gurau sangat lazim dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam area persahabatan. Tukaran kelakar kerap terjadi di pertemanan yang sudah berasa intim dan kental. Teman akrab sering disebut setara dengan saudara sekandung. Namun, kelakar keterlaluan dapat meretakkan kedekatan itu. Yang dekat akhirnya jauh gara-gara lelucon garing.
Maka dari itu, berhati-hatilah sebelum dan selama bercanda. [kp]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H