Tsamara Amany tidak hanya berpendapat atas nama diri sendiri, tetapi sekaligus berpendapat atas nama partai tempat dia berkhidmat. Dengan kata lain, dukungan untuk merevisi UU ITE juga datang dari PSI. Namun, tampaknya api jauh dari kompor. Bukan apa-apa. Selama ini, pihak yang kerap melaporkan orang berpendapat adalah teman Tsamara di PSI.
Itu alasan mengapa Kang Bakso mengeluarkan satire tentang mustahilnya pendapat dipidana. Ya, sekilas itu seperti seloroh. Pendapat memang bukan orang. Mana bisa pendapat dipidana jika ditangkap saja susah? Nah, yang bisa dan biasa dilaporkan oleh teman separtai Tsamara bukan pendapat, tetapi orang yang mengeluarkan pendapat.
Itu pula dalih kenapa Kang Kerak Telor meriang. Selama ini, biang lopar-lapor justru berada di dekat Tsamara. Yang melaporkan Bintang Emon, ya, orang PSI. Yang melaporkan Ustaz Maheer, ya, orang PSI. Yang melaporkan Farid Gaban, ya, orang PSI. Yang melaporkan Haikal Hasan, ya, orang PSI. Tidak heran jika Kang Kerak Telor tergelak-gelak.
Lihat sekarang bagaimana Kang Somay makin sebal. "Pret! Segala dikata mendukung revisi UU ITE. Tebalkan dulu tulang kuping temanmu, Kaka Tsamara. Kalau kritik saja masih sering disangka fitnah atau pencemaran nama baik, tiada guna UU ITE direvisi."
"Macam takpaham kamu dengan tabiat politikus," ucap Kang Bakso, "hari ini bilang A, besok bisa berkata B. Susah dipegang. Giliran pemilu, ingat kita-kita. Alah. Taek kucinglah!"
"Apa pun makanannya," ujar Kang Kerak Telor, "minumannya, ya, ludah sendiri!" [kp]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H