Kedua, disenangi pembaca. Tidak sedikit orang yang senang membaca kisah hidup orang lain. Jadi, penyebaran gagasan sebenarnya adalah aksi cerdas untuk menularkan visi, falsafah, dan nilai kehidupan. Dari sana, pembaca bisa menarik simpul faedah.
Jika Anda pernah membaca Sepatu Dahlan, sejatinya novel tersebut adalah biografi Dahlan Iskan. Kemasannya berbentuk novel, bangunan ceritanya tetaplah apa yang pernah dialami oleh Dahlan kecil dan Dahlan remaja. Itulah biografi pertama yang saya anggit.
Saya menyebutnya: novel biografis. Ada bangunan fakta, ada bubuhan fiksi. [kp]
Catatan: Tulisan ini adalah serial "Menulis Biografi" yang saya taja atas permintaan beberapa pihak setelah saya menganggit artikel tentang pengalaman saya menulis buku biografi. Semoga berguna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H