Dengan pola pikir keruh yang sama, nanti juga tetap diprotes. Pakai Pak Budi akan dihubung-hubungkan dengan Menteri Kesehatan; pakai Bu Wati akan dikait-kaitkan dengan Ibu Megawati. Repot benar hidup ini.
Bahkan andaikan soal ujian itu memakai nama Pak Joko, bukan berarti nama itu identik dengan Pak Joko Widodo. Serius. Ada Joko Susanto, Joko Purnomo, Joko Anwar, atau Joko Supriyanto. Malahan, teman saya yang sering bikin puisi bernama Joko Pinurbo. Eh, ada pula sosok dalam cerita rakyat yang bernama Pak Joko Tingkir.Â
Ribet, kan?
***
PERSOALAN seperti ini tidak akan ada ujungnya jikalau hati kita diselimuti prasangka. Sedikit-sedikit baper, lalu main kait-kaitan dengan politik. Jangan terlalu dangkal memandang dunia. Percayalah, dunia ini tidak sekadar cebong dan kadrun. Banyak hal lain yang patut kita pikirkan.Â
Kalau cuma baper masih mending. Disusul pula dengan sikap caper. Main lopar-lapor, padahal Ganjar Pranowo sendiri masam-mesem.Â
Jangan kira dampaknya sederhana. Sekarang saja sudah ada pihak yang melaporkan Tiga Serangkai, penerbit buku ajar yang memuat soal Pak Ganjar, kepada pihak kepolisian. Malahan ada yang sudah sibuk menyerukan untuk memboikot semua buku terbitan Tiga Serangkai.
Bro, segera eling. Buku yang cetak pertama sejak 2009 dan terus cetak ulang hingga sekarang itu sama sekali tidak diniatkan oleh penulisnya untuk menyinggung perasaan Pak Gubernur. Lalu, apakah kalian yang sibuk menduga ada "pembunuhan karakter" akan berpikir serupa andaikan soal ujian itu memakai nama Pak Anis?
Ayolah, otak kita ini punya kemampuan berpikir yang potensinya jauh lebih besar dibanding sekadar repot memikirkan hal secetek itu! [kp]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H