Tertinggal satu gol membuat pemain Liverpool seperti tersengat tawon. Liverpool mulai berani melancarkan serangan. Tembakan Salah pada menit ke-56 melambung; tembakan Jones dari sisi kiri gawang Ederson melebar tipis pada menit ke-38.
Meski berkali-kali mencoba, gol tak kunjung datang. Selalu gagal. Tak dinyana, Dewi Fortuna kembali ke kubu Si Merah. Ruben Dias menarik Salah di kotak terlarang. Penalti. Salah yang maju sebagai algojo. Pada menit ke-62, Ederson tertegun menyaksikan Salah memungut bola di dalam gawangnya.
Tuan rumah berhasil menyamakan kedudukan. Skor 1-1. Dari tepi lapangan, Pep berkali-kali meneriaki anak asuhnya. Jangan kasih kendor. Kira-kira begitu teriakan Pep. Stones mencetak gol pada menit ke-71. Sayang sekali, golnya dibatalkan oleh wasit.
Giliran Foden yang menyayat-nyayat hati Liverpudlian. Klopp meradang di tepi lapangan. Pada menit ke-82, Foden mencetak gol terakhir. Punah sudah harapan menang di kandang. Pupus sudah hasrat memangkas jarak dari City. Laga akbar di kandang sendiri berakhir pilu, 1-4.
Alisson memandang kosong jauh ke depan. Bahasa tubuhnya memnacarkan rasa sesal (Foto: AP/Jon Super)
Derita Liverpool
Selain bermain tanpa bek tengah murni sejak menit pertama, penderitaan Liverpool diperparah oleh blunder Alisson. Alih-alih mengoper bola kepada kawannya, ia memberikan hadiah berupa umpan pendek kepada Silva. Itu bukan blunder fatal pertama Alisson. Pada 30 November 2019, saat Liverpool melawan Brighton & Hove Albion, ia menahan laju bola dengan tangan di luar kotak penalti.
Akan tetapi, kesalahan Alisson bukan hanya umpan pendeknya kepada Silva. Gol kedua yang dicetak Gundogan pada menit ke-73 juga merupakan "buah" keteledoran Alisson. Kiper terbaik dunia versi FIFA itu menerima umpan dari Fabinho, lalu mengoper bola kepada Foden. Pemain muda City itu dengan mudah mengirim asis empuk kepada Gundogan. Dalam tiga menit, dua blunder Alisson membunuh Liverpool.
Lini tengah Liverpool bermain tanpa visi. Pada babak pertama berhasil mengimbangi lawan, tetapi babak kedua babak belur menghadapi serangan City. Akibatnya fatal, Liverpool sering kehilangan bola, suplai bola ke depan kurang, dan penyerang tumpul. Satu-satunya gol Liverpool lahir dari titik penalti, bukan dari hasil permainan terbuka.
Sementara itu, bek yang membentengi Alisson (Alexander-Arnold, Jordan Henderson, Fabinho, Andrew Robertson) seperti baru mengenal sepakbola. Gagap mengawal pemain lawan, gentar menghadapi serangan balik, dan tidak dapat mencari posisi di depan gawang. Kerapuhan lini belakang itu menjadikan Liverpool pencundang di kandang sendiri.
Susunan pemain:
Liverpool (4-3-3): Alisson; Trent Alexander-Arnold, Jordan Henderson, Fabinho, Andrew Robertson (Kostas Tsimikas 85'); Georginio Wijnaldum, Thiago Alcantara (Xherdan Shaqiri 68'), Curtis Jones (James Milner 68'); Mohamed Salah, Roberto Firmino, Sadio Mane.