LIVERPOOL menjamu Manchester City. Duel ditaksir bakal berlangsung menarik. Si Merah juara bertahan Liga Primer Inggris, sedangkan Si Biru saat ini tengah memuncaki papan klasemen sementara.
Selaku tuan rumah, Liverpool berharap dapat memenangi laga. Tambahan tiga poin amat berarti bagi tim besutan Jurgen Klopp. Saat ini Liverpool berada di posisi keempat dengan poin 40, sementara City kokoh di puncak klasemen dengan poin 47.
Harapan itu membuncah sekalipun Liverpool bermain tanpa bek tengah. Pertahanan memang timpang, tetapi harapan tetap menggunung. Di pihak lawan, penyerang City tengah moncer. Kalaupun barisan depan tumpul, City punya barisan gelandang yang haus gol. Namun, tampaknya Liverpool bisa mengimbangi City.
Babak Pertama yang Seru
BELUM lama setelah wasit meniup peluit pertanda laga dimulai, baru tiga menit laga berjalan, Thiago Alcantara sudah menerima hukuman. Ia menekel Ilkay Gundogan. Tekel yang keras dan telat. Kartu kuning meninggalkan kantong wasit.
Setelah itu, tensi menurun. Kedua kesebelasan bermain lebih hati-hati. Tidak ada serangan berarti. Rebutan bola, penguasaan bola, mengalirkan bola ke daerah lawan. Begitu saja silih berganti. Memasuki menit ke-25, Liverpool menciptakan peluang.
Bek sayap Trent Alexander-Arnold mendapatkan bola di sisi kanan. Ia meliuk-liuk, menggocek bola, melewati dua pemain lawan, lalu melepaskan umpan silang. Sadio Mane yang berada di depan gawang melompat, menyundul bola, tetapi bola melambung di atas gawang.
Liverpool seperti mempercepat degup jantung yang sempat melambat. Empat menit kemudian, bola liar yang disapu oleh barisan pertahanan City jatuh dalam jangkauan Firmino. Penyerang tengah Liverpool itu menyambar bola dengan tendangan voli. Ederson Moraes menepis bola.
Arah angin berubah pada menit ke-36. Fabinho yang diplot sebagai bek tengah mengganjal Raheem Sterling. City mendapat oleh-oleh penalti. Ilkay Gundogan menjadi eksekutor. Klopp bernapas lega, Pep mendesah kecewa, sebab sepakan Gundogan melambung di atas gawang.
Babak pertama tuntas dengan skor kacamata. Sekalipun tanpa bek tengah, Liverpool sukses mengimbangi permainan City. Untung saja kesalahan Fabinho tidak berujung gol bagi lawan. Klopp mesti membenahi pertahanan yang grasa-grusu acapkali menahan serangan City.
Babak Kedua yang Hujan Gol
JUAL beli serangan kembali terjadi tatkala babak kedua dimulai. Kedua tim seperti tidak mau membuang-buang waktu. Namun, Dewi Fortuna tampak mulai menjauhi Liverpool. Memasuki menit ke-49, kubu tamu berhasil unggul lewat gol yang dicetak oleh Gundogan.
Karakter tim asuhan Pep jelas terlihat pada awal babak kedua. Bermain dengan satu-dua sentuhan, pelan-pelan menyerbu pertahanan lawan, dan ancam kiper. Bola liar di area penalti Si Merah dapat disempurnakan menjadi gol oleh Gundogan. Gol penebus dosa setelah gagal saat mengambil penalti di babak pertama.
Tertinggal satu gol membuat pemain Liverpool seperti tersengat tawon. Liverpool mulai berani melancarkan serangan. Tembakan Salah pada menit ke-56 melambung; tembakan Jones dari sisi kiri gawang Ederson melebar tipis pada menit ke-38.
Meski berkali-kali mencoba, gol tak kunjung datang. Selalu gagal. Tak dinyana, Dewi Fortuna kembali ke kubu Si Merah. Ruben Dias menarik Salah di kotak terlarang. Penalti. Salah yang maju sebagai algojo. Pada menit ke-62, Ederson tertegun menyaksikan Salah memungut bola di dalam gawangnya.
Tuan rumah berhasil menyamakan kedudukan. Skor 1-1. Dari tepi lapangan, Pep berkali-kali meneriaki anak asuhnya. Jangan kasih kendor. Kira-kira begitu teriakan Pep. Stones mencetak gol pada menit ke-71. Sayang sekali, golnya dibatalkan oleh wasit.
Giliran Foden yang menyayat-nyayat hati Liverpudlian. Klopp meradang di tepi lapangan. Pada menit ke-82, Foden mencetak gol terakhir. Punah sudah harapan menang di kandang. Pupus sudah hasrat memangkas jarak dari City. Laga akbar di kandang sendiri berakhir pilu, 1-4.
Alisson memandang kosong jauh ke depan. Bahasa tubuhnya memnacarkan rasa sesal (Foto: AP/Jon Super)
Derita Liverpool
Selain bermain tanpa bek tengah murni sejak menit pertama, penderitaan Liverpool diperparah oleh blunder Alisson. Alih-alih mengoper bola kepada kawannya, ia memberikan hadiah berupa umpan pendek kepada Silva. Itu bukan blunder fatal pertama Alisson. Pada 30 November 2019, saat Liverpool melawan Brighton & Hove Albion, ia menahan laju bola dengan tangan di luar kotak penalti.
Akan tetapi, kesalahan Alisson bukan hanya umpan pendeknya kepada Silva. Gol kedua yang dicetak Gundogan pada menit ke-73 juga merupakan "buah" keteledoran Alisson. Kiper terbaik dunia versi FIFA itu menerima umpan dari Fabinho, lalu mengoper bola kepada Foden. Pemain muda City itu dengan mudah mengirim asis empuk kepada Gundogan. Dalam tiga menit, dua blunder Alisson membunuh Liverpool.
Lini tengah Liverpool bermain tanpa visi. Pada babak pertama berhasil mengimbangi lawan, tetapi babak kedua babak belur menghadapi serangan City. Akibatnya fatal, Liverpool sering kehilangan bola, suplai bola ke depan kurang, dan penyerang tumpul. Satu-satunya gol Liverpool lahir dari titik penalti, bukan dari hasil permainan terbuka.
Sementara itu, bek yang membentengi Alisson (Alexander-Arnold, Jordan Henderson, Fabinho, Andrew Robertson) seperti baru mengenal sepakbola. Gagap mengawal pemain lawan, gentar menghadapi serangan balik, dan tidak dapat mencari posisi di depan gawang. Kerapuhan lini belakang itu menjadikan Liverpool pencundang di kandang sendiri.
Susunan pemain:
Liverpool (4-3-3): Alisson; Trent Alexander-Arnold, Jordan Henderson, Fabinho, Andrew Robertson (Kostas Tsimikas 85'); Georginio Wijnaldum, Thiago Alcantara (Xherdan Shaqiri 68'), Curtis Jones (James Milner 68'); Mohamed Salah, Roberto Firmino, Sadio Mane.
Manchester City (4-3-3): Ederson; Joao Cancelo, John Stones, Ruben Dias, Oleksandr Zinchenko; Bernardo Silva, Rodri, Ilkay Gundogan; Riyad Mahrez (Gabriel Jesus 72'), Raheem Sterling, Phil Foden.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H