O ya, seorang warganet sudah menyodorkan empat destinasi wisata selain Pulau Komodo. Sudahkah Bapak melihatnya? Jika belum, mintalah staf administrasi atau tenaga ahli Bapak untuk mencari saran Harival Zayuka di twitter. Saya yakin, SAA dan TA Bapak bisa menemukannya.
Komentar atas cuitan Harival sudah banyak, Pak. Tinggal gulir atas-bawah untuk membaca ribuan twit kutipan. Di situ tersaji narasi dan foto-foto indah. Bukan sebatas keindahan alam, melainkan sekaligus kearifan lokal. Bapak tinggal pilih mau ke mana.Â
Kalau butuh pendamping, saya siap menemani Bapak. Maaf, Pak, saya mendeham dulu. Ehem! Di sana juga banyak teman saya yang siaga menemani Bapak. Mau ke Maumere bisa, mau ke Sumba bisa. Bahkan ke Ende dan Rote juga bisa, Pak.Â
Bahwa Bapak berkata demikian lantaran merasa ada ketidakadilan anggaran, itu boleh. Bapak merasa ketidakadilan itu dapat memantik kecemburuan. Itu sah. Meski begitu, Bapak tidak perlu menjatuhkan satu daerah untuk mengangkat dari lain. Juru nonkrong di warkop depan rumah saya saja tidak sebegitunya, Pak.
Demikian surat cinta ini saya sampaikan ke hadapan Bapak. Saya senang dan bahagia apabila Bapak sudi memperbaiki pola komunikasi, mengingat posisi Bapak selaku penerus aspirasi rakyat jelata semacam saya. Terima kasih, Pak.
Sebagai penutup, Pak, izinkan saya agihkan petuah leluhur dari Makassar. Tutuki ri kana-kana, ingakki ri panggaukang. Berhati-hatilah pada tutur kata, waspadalah pada perbuatan. Dengan begitu, mustahil menjatuhkan daerah orang untuk mengangkat daerah sendiri.
Ada juga petuah leluhur dari Tanah Karo yang saya nukil dari sahabat saya, Teopilus Tarigan. Bas babahna sungarangna. Hendaklah menjauh dari "mulut beracun atau mulut dengan kata-kata yang menusuk". Dengan begitu, Bapak Bakri akan terhindar dari pernyataan yang merendahkan martabat sendiri atau menyakiti hati orang lain.
Terakhir, Pak. Perbanyaklah piknik ke NTT. Setidaknya, sesekali tonton acara Si Bolang sungguhpun Bapak sibuk mengurus rakyat. Kalau bisa studi banding ke pelosok Nusantara, jangan ke luar negeri melulu. Tidak enak kalau teman main catur saya dari Sunda bilang, "Kamana wae, Bos?"
Khrisna Pabichara, 31 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H