Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tahukah Kamu, Kuasa Intuisi bagi Penulis?

28 Januari 2021   14:53 Diperbarui: 28 Januari 2021   15:10 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biarkan semua mengalir. Terus mengalir. Terus, terus. (Ilustrasi: thebalancecareers.com)

Ambil contoh, sakit hati. Biarkan pohon intuisi tumbuh di dalam kepala. Perhatikan bagaimana pohon itu menumbuhkan dahan persepsi. 

Lihat apa hubungan antara sakit hati dan Anda, simak pola kapan dan bagaimana Anda sakit hati, tatap simbol yang terjadi (seperti menggeram atau menangis), amati sifat sakit hati, dan cermati makna yang bisa Anda temukan dari sakit hati.

Kemudian, perhatikan bagaimana intuisi menumbuhkan cabang pengalaman dan pengetahuan. Pandangi pengalaman orang lain yang pernah Anda lihat, resapi pengalaman sakit hati yang pernah mencecar batin Anda. Telusuri pengetahuan Anda tentang sakit hati, entah dari sudut psikologi, ideologi, sosiologi, maupun antropologi.

Terakhir, saksikan bagaimana intuisi menambahkan cabang perasaan. Dengarkan suara-suara orang yang sakit hati karena tergusur, karena terpojok, karena terpinggirkan, karena amarah. Lihat tayangan gambar orang-orang yang kehilangan rumah, pekerjaan, dan masa depan. Lalu, bayangkan apa yang kamu harapkan dari sakit hati.

***

APA PUN yang Anda tulis, Anda butuh intuisi. Bagaimanapun cara Anda menulis, Anda perlu intuisi. Lewat intuisi, gagasan Anda bisa mengalir begitu saja. Sekali Anda mampu menggunakan kuasa intuisi saat menulis, setelah itu Anda tidak akan mengabaikannya.

Begitu Anda mahir mendayagunakan kuasa intuisi, Anda akan tercengang sendiri. Sebagian orang berseru, "Wah, hebat, ternyata saya mampu menulis seperti ini!" Ada juga yang tercengang-cengang karena tidak percaya dan berteriak, "Seakan-akan bukan saya menulis!"

Salam takzim, Khrisna Pabichara    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun