Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan Pelesir Kita di Ubud dan Kuta

27 Januari 2021   21:44 Diperbarui: 27 Januari 2021   21:49 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan sawah yang memanjakan rindu (Foto: putrabalitour via kintamani.id)

Istana pasir kita dihantam gelombang. Matahari memanjakan senja kita.

16 Februari 2015

Gunung dan sawah bukan sesuatu yang asing bagiku. Juga bagimu. Sejak kecil mataku sudah akrab dengan pemandangan gunung dan sawah. Kamu juga begitu. Namun, kali ini kita pandangi bersama. Bukan di tanah kelahiranku atau di kota kelahiranmu, melainkan di Ubud--kota yang rutin menggelar kegiatan literasi.

Ini kesempatan terbaik kita. Dan, kita sangat menikmatinya.

"Aku belajar di sawah," katamu sambil membelai rambutku, "belajar ilmu padi. Tapi, aku belum menamatkan 'ilmu rendah hati'."

Kupejamkan mata di bahumu, menikmati kelembutanmu, merasakan kehangatan menjalar dari matamu, berusaha menyerap kata-kata yang mengalir dari bibirmu. Inilah alasan mengapa kita harus berada di sini. Kita kembali ke akar, menjenguk muasal diri.

Sekarang kita sudah tahu apa yang akan kita lakukan dan apa yang harus kita lakukan. Kita harus selesaikan apa yang telah kita lakukan. Terus bersama.

Pemujarindu, 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun