Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gara-gara Salah Liverpool Kalah

25 Januari 2021   06:30 Diperbarui: 25 Januari 2021   07:03 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan sewot, ya. Salah yang saya maksud bukanlah pemain Liverpool bernomor punggung 11, bukan. Mohamed Salah bukan kambing hitam atas kekalahan Liverpool. Ia mencetak dua gol. Indah semua pula. 

Jadi salah siapa? Salah yang mana? Sabar, dong. Masih pagi sudah ngegas. Kamu pasti Liverpudlian, gampang naik pitam tiap klub kecintaan terkapar. Saya maklum, kok. Kalau pagi ini ada orang yang tiba-tiba sensitif berlebihan, ia mungkin fan fanatik Liverpool.

Itu bukan pepesen kosong. Bayangkan saja. Musim lalu begitu perkasa, musim ini enam partai gagal total. Memang dua partai berakhir imbang, tetapi empat partai tidak mampu mencetak gol. Itu menyebalkan. Begitu Salah mencetak dwigol, Liverpool malah kalah. Itu amat menyebalkan. Salah siapa, cobak?

Jangan bilang salah suporter, ya. Salah itu penyerang sayap brilian asal Mesir. Pundi-pundi golnya di Leverpool, maaf saltik--Liverpool, sewajarnya sudah bikin puas para penggemar. Kalaupun tadi malam Liverpool kalah, pasti karena Manchester United sedang beruntung. Itu menyebalkan!

Jadi, siapa yang salah sehingga Liverpool kalah?

Kita udar dulu reviu pertandingan. Bro. Liverpool dan MU bersua pada babak keempat Piala FA. Suporter berharap Liverpool menang dalam partai akbar yang dihelat semalam (Senin dinihari, 25/1/2021) itu. Wajar jika Liverpudlian berharap MU bisa menjadi samsak alias pelampiasan atas lima laga sebelumnya dengan hasil tidak memuaskan.

Naga-naganya harapan itu bakal terpenuhi. Laga baru berlangsung 18 menit, Salah sudah bikin gol indah. Cungkilan bolanya tidak mampu dijangkau oleh kiper MU. Skor 1-0 untuk Liverpool. Fan pun berjoget ria. Dada penggemar seperti hendak diledakkan oleh rasa bahagia.

Ternyata mimpi indah terancam pupus. Memasuki menit ke-26, Mason Greenwood mencetak gol balasan bagi MU. Serangan balik yang dikreasi oleh Pogba jatuh di depan kotak penalti lawan dan berhasil dikuasai oleh Rashford. Umpan terobosan Rashford sukses dikonversi menjadi gol oleh Greenwood. Skor 1-1.

Memasuki babak kedua, menit ke-48, Greenwood mengirim umpan cantik dari tengah lapangan kepada Rashford di sisi kanan pertahanan Liverpool. Rashford menggiring bola dengan cepat dan menyontek bola ke sisi kanan gawang. Gol. Skor 2-1 untuk MU. Langit mulai berawan di mata suporter Liverpool. Pupus asa tegak di depan mata.

Harapan kembali mencuat. Pada menit ke-58, Salah kembali mencetak gol. Umpan Firmino tidak ia sia-siakan. Jala gawang Dean Henderson kembali bergetar. Salah dan kolega sangat girang. Fan juga jingkrak-jingkrak kegirangan. Skor 2-2.

Kemenangan tampak di depan mata. Pada menit 60, Alexander-Arnold mengirim sepakan keras ke gawang MU. Sayang sekali, Henderson berhasil menggagalkan sorak-sorai Liverpudlian. Ada Salah. Menit 67. Umpan matang Firmino disambar oleh Salah. Henderson kembali mematahkan serangan. Gagal lagi. Menit 75. Salah lagi. Sontekan terarah dan terukur di kotak penalti masih bisa digagalkan oleh Henderson.

Malapetaka tiba pada menit 78. Bruno Fernandes sumber cilaka-nya. Tendangan bebas cantiknya bisa menembus pagar betis dan mengecoh Alisson. Skor 3-2 untuk MU. Suporter berdoa sangat khusyuk. Sayang sungguh sayang, gol balasan tak kunjung tiba. Liverpool kalah lagi.

Jadi, siapa yang salah sehingga Liverpool kalah? Jelas bukan Salah. Ia sudah menceploskan bola ke gawang MU sebanyak dua kali. Ia malah mencetak empat gol andaikata gawang MU tidak dijaga oleh kiper. Bagaimana bisa Salah disalahkan?

Namun, kekalahan Liverpool memang disebabkan oleh salah. Salah siapa? Salah yang mana? Oke, saya tunjukkan. Pertama, salah ofisial yang tidak bisa dengan cepat memulihkan pemain yang terbekap cedera. Puas? O, belum.

Baiklah, saya tambahkan. Kedua, salah strategi karena Fabinho diplot menambal pertahanan. Akibat banyaknya bek yang terkamar di ruang perawatan, Williams pun dipasang di pertahanan. Fabinho juga. Jadilah dua pemain itu keteteran menahan gempuran pemain MU.

Masih kurang? Oke, saya tambah lagi. Ketiga, salah manajemen klub yang tidak lekas-lekas membeli pemain untuk mengisi pos bek. Sudah tahu kekurangan bek tengah, manajemen lambat respons. Gelandang ditugaskan sebagai bek bukan jawaban atas masalah Liverpool. Itu menyebalkan!

Mau lagi? Tidak perlu saya kasih poin penanda, ya. Terlalu banyak. Bisa salah strategi, bisa salah antisipasi serangan lawan. Bisa salah pemain, bisa salah pelatih. Bisa juga salah oper atau salah menjaga dan mengamankan bola.

Sudahlah, berdoa saja semoga tidak butuh 30 tahun untuk menyaksikan kejayaan Liverpool lagi. Tidak usah marah-marah, panas hati, dan tipis kuping. Apalagi kejang-kejang. Yang penting tetap nyambung kalau ditanya orang. Cukup itu yang bisa dilakukan oleh Liverpudlian.

Salam takzim, Khrisna Pabichara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun