Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Wahai Penulis, Miliki Naluri Pemburu

17 Januari 2021   11:33 Diperbarui: 17 Januari 2021   12:28 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang simak pembuka cerita di bawah ini.

Akan saya ceritakan kasus rumah bertingkat di Perumnas kami supaya Anda dapat mensyukuri nikmat Tuhan. Bagi orang gedongan katakan, "Alhamdulillah, saya tidak tinggal di Perumnas." Bagi orang yang masih menyewa, "Alhamdulillah, jelek-jelek saya tidak tinggal di Perumnas." Bagi penghuni Perumnas yang lain, "Alhamdulillah, saya tidak tinggal di situ." Bagi para tetangga rumah bertingkat, "Alhamdulillah, semoga saya termasuk orang-orang yang beriman."

Begitulah Kuntowijoyo membuka cerpen Jl Kembang Setaman, Jl Kembang Boreh, Jl Kembang Desa, Jl Kembang Api. Cerpen itu bercerita tentang jin, tetapi Kunto menata konflik cerita bukan dari perwatakan jin yang mendalam, melainkan interaksi warga Perumnas dengan jin.

Kunto membuka ceritanya dengan menjadikan pembaca seperti pendengar yang memburu rasa penasaran pada sebuah dongeng. Perhatikan bagaimana Kunto mengudar konflik dengan satu demi satu pernyataan, yang sebenarnya mengandung pernyataan, dari orang-orang di sekitar penghuni rumah bertingkat.

Anda sering menulis artikel? Coba Anda sigi paragraf pembuka di bawah ini.

Akibat ketergesaan pada hari-hari yang sibuk, kita kerap abai pada hal-hal yang remeh seperti mengunci pintu atau mencabut colokan listrik di dapur. Namun, kealpaan-kealpaan kecil yang bisa berakibat besar itu kini bukan perkara yang mencemaskan. Dalam perjalanan, kita hanya menyentuh sebuah tombol digital de telepon pintar yang terkoneksi dengan sistem lock dan unlock di gagang pintu. Satu sentuhan saja, pintu akan terkunci otomatis. Begitu juga dengan peranti pengontrol arus listrik di rumah. Dengan sekali sentuhan pada gawai yang terhubung dengan rupa-rupa perkakas elektronik, sistem akan beralih dari on menjadi off. Sepanjang jaringan internet menyala, semuanya akan terkendali secara niscaya.

Perhatikan bagaimana esais Damhuri Muhammad menggiring dan menggaet pembaca melalui paragraf pembuka yang mengungkit gairah penasaran. Sederhana, tetapi menggigit. Artikel yang dijuduli Masa Istirahat Pikiran? itu memanfaatkan hal-hal remeh yang sering pembaca alami untuk kemudian mengungkap tabir kemajuan teknologi.

Damhuri merangsang minat pembaca dengan menyibak kedekatan masalah dengan kebiasaan pembaca. Dari situ, ia giring pembaca agar larut dari kata ke kata, dari kalimat ke kalimat, hingga pembaca bersua dengan inti gagasan yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca.

Djenar, Kunto, dan Damhuri benar-benar memanfaatkan naluri pemburu dalam tulisan mereka sehingga pembaca, tanpa terasa, tergiring dan tergaet ke dalam lautan makna. Pemanfaatan naluri pemburu dengan tepat akan membuat penulis mampu menggiring dan menggaet minat pembaca.

Bagaimana dengan Anda? Barangkali Anda berpikir: Ah, saya masih begini-begini saja. Tidak usah cemas. Latihan akan mengasah keterampilan Anda dalam menata pembuka cerita atau tulisan. Djenar, Kunto, dan Damhuri tidak ujuk-ujuk mahir. Mereka melewati proses latihan yang panjang dan lama, tidak singkat dan sebentar.

Jadi, Sahabat, taja paragraf pembuka cerita atau esai Anda dengan baik. Itu niscaya. Kecuali Anda ingin ditinggalkan oleh pembaca.

Salam takzim, Khrisna Pabichara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun