Tunggu dulu. Sebaiknya Anda berhenti di paragraf pembuka ini daripada nanti sakit hati gara-gara membaca tulisan ini. Bukan apa-apa, tulisan ini menyibak hal sederhana yang barangkali sering Anda lakukan. Daripada nanti dendam kepada saya, sebaiknya tinggalkan artikel ini.
Ah, ternyata Anda keras kepala. Oke. Tidak apa-apa. Yang penting ogut sudah memberikan garis batas yang jelas dan tegas. Saya sudah menjelaskan bahwa Anda boleh jadi senewen setelah membaca tulisan ini. Selanjutnya, terserah Anda!
Artikel ini saya taja untuk menyingkap tabir kesalahan berbahasa yang sering sekali diabaikan oleh penulis. Boleh jadi Anda termasuk di antaranya. Mengapa saya menggunakan "sering sekali"? Itu berarti 'sangat sering'.
Lantaran sangat sering dilakukan, Anda menyangka tidak melakukan kekeliruan. Lo, kenapa saya langsung main tunjuk? Aduh. Maafkan saya karena tiba-tiba terjangkit tabiat main hakim sendiri. Saya ganti, ya. Lantaran sangat sering dilakukan, segelintir penulis menyangka tidak melakukan kekeliruan.
Apa saja kesalahan berbahasa yang sering sekali diabaikan oleh penulis? Ayo, kita mulai!
1. Keliru menggunakan maksudnya
Tanpa kita sadari, kita kerap melakukan kesalahan ringan saat memilih kata. Satu contoh, penggunaan akhiran -nya. Kadang-kadang kita lupa bahwa -nya dapat berfungsi sebagai penanda milik atau penegas tokoh.
Namun, ada saja pengarang yang keliru menata dialog sederhana. Sesekali keliru pula dalam menaja narasi atau deskripsi. Lihat saja penggunaan kata "maksudnya". Apabila dua atau lebih tokoh berdialog maka kita perlu berhati-hati menggunakan kata itu. Silakan tilik argumen saya.
Nani memberengut. "Jika kamu ingin pergi, pergilah." Ia menunduk, mengelap pipinya yang tiba-tiba basah, dan mendongak dengan mata membeliak. "Suatu ketika kamu akan paham betapa menyakitkan saat ingin kembali, tetapi pintu kepulangan tertutup rapat."
Nana mengernyit. "Maksudnya?"
Pada nukilan di atas terlihat Nana mempertanyakan maksud perkataan Nani. Sayang sekali, ia lupa bahwa kata yang tepat bukanlah "maksudnya". Silakan tilik perubahan di bawah ini.
Nani memberengut. "Jika kamu ingin pergi, pergilah." Ia menunduk, mengelap pipinya yang tiba-tiba basah, dan mendongak dengan mata membeliak. "Suatu ketika kamu akan paham betapa menyakitkan saat ingin kembali, tetapi pintu kepulangan tertutup rapat."
Nana mengernyit. "Maksudmu?"
2. Keliru menggunakan suka
Kita sering sekali memelihara kesalahan. Terkadang satu kesalahan sengaja kita rawat karena kita anggap itu hal sepele. Receh. Remeh. Ambil contoh kesalahan dalam memilih kata. Tidak. Ini bukan tertuju kepada penulis saja, melainkan kepada seluruh pengguna bahasa Indonesia.
Saya kasih satu contoh. Pengguna bahasa Indonesia sering keliru menggunakan kata suka. Ayo kita lihat contohnya.
Aku suka pusing kalau kelamaan memakai kacamata.
Bisa-bisanya, ya, ada orang yang menyukai dirinya dilanda rasa pusing. Otak itu di kepala. Kalau pusing, otak bisa melemah. Herannya, ada yang suka. Mungkinkah kita benar suka pusing? Oh, jangan-jangan yang kita ingin utarakan adalah sering. Coba bandingkan dengan kalimat berikut.
Aku sering pusing kalau kelamaan memakai kacamata.
Bisa juga begini.
Aku selalu pusing kalau kelamaan memakai kacamata.
Hentikan kebiasaan menghambur-hamburkan rasa suka. Di sini suka di sana suka itu berabe. Bisa bikin kusut pikiran. Pusing!
3. Keliru mengunakan lebih
Saya pernah menepuk jidat tatkala membaca artikel lawas yang pernah saya anggit. Kadang-kadang mengernyit dan mentertawakan diri sendiri. O, ternyata dulu saya pernah menulis kayak begini. Namun, saya bersyukur karena dari kesalahan itulah saya belajar.
Salah satu kesalahan berbahasa yang pernah saya lakukan, untung sekali bukan sering sekali, ialah penggunaan kata lebih. Dulu saya tidak kurang peka saat memakai kata lebih. Kelas kata apa saja bisa mengikuti kata lebih. Padahal, tidak begitu.
Kata lebih mestinya diikuti oleh kata sifat atau adjektiva. Contoh: lebih baik, lebih cerdik, lebih kotor, lebih suka, atau lebih pandir. Rumus sederhananya, bisa ditukar dengan kata sangat, seperti sangat baik, sangat cerdik, sangat kotor, sangat suka, atau sangat pandir.
Nah, jangan ikutkan kata kerja setelah kata lebih. Itu keliru. Misalnya, lebih mencintai.Â
Saya lebih mencintai kamu daripada dia.Â
Saya tegaskan lagi, mencintai termasuk kata kerja. Sebaiknya, ubah menjadi seperti ini.Â
Saya mencintai kamu, bukan dia!
4. Keliru menggunakan dikarenakan
Penggunaan kata dikarenakan termasuk kesalahan berbahasa yang paling sering digunakan oleh pengguna bahasa Indonesia. Malahan, jurnalis yang setiap hari bertungkus lumus dengan bahasa Indonesia pun kerap menggunakan dikarenakan.
Tidak percaya? Silakan tilik dua contoh berikut.
- ... dikarenakan lembaga amil zakat yang memiliki legalitas ... Kumparan.comÂ
- Tahun ini dinobatkan menjadi tahun politik dikarenakan ... Kompas.com
Apa pangkal soal sehingga dikarenakan termasuk kesalahan berbahasa? Sebagian besar di antara kita menyangka bahwa disebabkan bisa ditukar dengan dikarenakan, padahal tidak bisa. Kenapa? Kata karena termasuk kata penghubung yang tidak boleh mendapat imbuhan.
Jangan disamakan dengan sebab dan akibat, Saudara. Kata sebab dan akibat merupakan partikel sekaligus nomina sehingga bisa dibubuhi imbuhan. Jadi, lahirlah bentukan disebabkan dan diakibatkan sebagai bentuk pasif dari menyebabkan dan mengakibatkan.Â
Dengan demikian, tidak akan kita temukan kata mengarenakan sebagai padanan menyebabkan. Tidak ada juga pengarena sebagai pembanding kata penyebab. Apakah kekeliruan itu dapat kita perbaiki? Sangat dapat. Tinggal tukar dikarenakan dengan disebabkan atau sekalian buang saja imbuhannya menjadi karena.
Saudara-saudara pengguna bahasa Indonesia yang budiman. Saat ini kita sudah masuk tahun 2021. Jadi, sebaiknya kesalahan berbahasa yang sepele seperti empat contoh di atas lekas-lekas kita jauhi. Maksud saya (bukan maksudnya), jangan kita lakukan lagi.
Sudah, ya.
Salam takzim, Khrisna Pabichara
Silakan baca juga:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H