Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kesalahan yang Sering Sekali Disepelekan oleh Penulis

1 Januari 2021   22:01 Diperbarui: 1 Januari 2021   22:51 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Olah Pribadi

Bisa juga begini.

Aku selalu pusing kalau kelamaan memakai kacamata.

Hentikan kebiasaan menghambur-hamburkan rasa suka. Di sini suka di sana suka itu berabe. Bisa bikin kusut pikiran. Pusing!

3. Keliru mengunakan lebih

Saya pernah menepuk jidat tatkala membaca artikel lawas yang pernah saya anggit. Kadang-kadang mengernyit dan mentertawakan diri sendiri. O, ternyata dulu saya pernah menulis kayak begini. Namun, saya bersyukur karena dari kesalahan itulah saya belajar.

Salah satu kesalahan berbahasa yang pernah saya lakukan, untung sekali bukan sering sekali, ialah penggunaan kata lebih. Dulu saya tidak kurang peka saat memakai kata lebih. Kelas kata apa saja bisa mengikuti kata lebih. Padahal, tidak begitu.

Kata lebih mestinya diikuti oleh kata sifat atau adjektiva. Contoh: lebih baik, lebih cerdik, lebih kotor, lebih suka, atau lebih pandir. Rumus sederhananya, bisa ditukar dengan kata sangat, seperti sangat baik, sangat cerdik, sangat kotor, sangat suka, atau sangat pandir.

Nah, jangan ikutkan kata kerja setelah kata lebih. Itu keliru. Misalnya, lebih mencintai. 

Saya lebih mencintai kamu daripada dia. 

Saya tegaskan lagi, mencintai termasuk kata kerja. Sebaiknya, ubah menjadi seperti ini. 

Saya mencintai kamu, bukan dia!

4. Keliru menggunakan dikarenakan

Penggunaan kata dikarenakan termasuk kesalahan berbahasa yang paling sering digunakan oleh pengguna bahasa Indonesia. Malahan, jurnalis yang setiap hari bertungkus lumus dengan bahasa Indonesia pun kerap menggunakan dikarenakan.

Tidak percaya? Silakan tilik dua contoh berikut.

  • ... dikarenakan lembaga amil zakat yang memiliki legalitas ... Kumparan.com 
  • Tahun ini dinobatkan menjadi tahun politik dikarenakan ... Kompas.com

Apa pangkal soal sehingga dikarenakan termasuk kesalahan berbahasa? Sebagian besar di antara kita menyangka bahwa disebabkan bisa ditukar dengan dikarenakan, padahal tidak bisa. Kenapa? Kata karena termasuk kata penghubung yang tidak boleh mendapat imbuhan.

Jangan disamakan dengan sebab dan akibat, Saudara. Kata sebab dan akibat merupakan partikel sekaligus nomina sehingga bisa dibubuhi imbuhan. Jadi, lahirlah bentukan disebabkan dan diakibatkan sebagai bentuk pasif dari menyebabkan dan mengakibatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun