Bisa juga begini.
Aku selalu pusing kalau kelamaan memakai kacamata.
Hentikan kebiasaan menghambur-hamburkan rasa suka. Di sini suka di sana suka itu berabe. Bisa bikin kusut pikiran. Pusing!
3. Keliru mengunakan lebih
Saya pernah menepuk jidat tatkala membaca artikel lawas yang pernah saya anggit. Kadang-kadang mengernyit dan mentertawakan diri sendiri. O, ternyata dulu saya pernah menulis kayak begini. Namun, saya bersyukur karena dari kesalahan itulah saya belajar.
Salah satu kesalahan berbahasa yang pernah saya lakukan, untung sekali bukan sering sekali, ialah penggunaan kata lebih. Dulu saya tidak kurang peka saat memakai kata lebih. Kelas kata apa saja bisa mengikuti kata lebih. Padahal, tidak begitu.
Kata lebih mestinya diikuti oleh kata sifat atau adjektiva. Contoh: lebih baik, lebih cerdik, lebih kotor, lebih suka, atau lebih pandir. Rumus sederhananya, bisa ditukar dengan kata sangat, seperti sangat baik, sangat cerdik, sangat kotor, sangat suka, atau sangat pandir.
Nah, jangan ikutkan kata kerja setelah kata lebih. Itu keliru. Misalnya, lebih mencintai.Â
Saya lebih mencintai kamu daripada dia.Â
Saya tegaskan lagi, mencintai termasuk kata kerja. Sebaiknya, ubah menjadi seperti ini.Â
Saya mencintai kamu, bukan dia!
4. Keliru menggunakan dikarenakan
Penggunaan kata dikarenakan termasuk kesalahan berbahasa yang paling sering digunakan oleh pengguna bahasa Indonesia. Malahan, jurnalis yang setiap hari bertungkus lumus dengan bahasa Indonesia pun kerap menggunakan dikarenakan.
Tidak percaya? Silakan tilik dua contoh berikut.
- ... dikarenakan lembaga amil zakat yang memiliki legalitas ... Kumparan.comÂ
- Tahun ini dinobatkan menjadi tahun politik dikarenakan ... Kompas.com
Apa pangkal soal sehingga dikarenakan termasuk kesalahan berbahasa? Sebagian besar di antara kita menyangka bahwa disebabkan bisa ditukar dengan dikarenakan, padahal tidak bisa. Kenapa? Kata karena termasuk kata penghubung yang tidak boleh mendapat imbuhan.
Jangan disamakan dengan sebab dan akibat, Saudara. Kata sebab dan akibat merupakan partikel sekaligus nomina sehingga bisa dibubuhi imbuhan. Jadi, lahirlah bentukan disebabkan dan diakibatkan sebagai bentuk pasif dari menyebabkan dan mengakibatkan.Â