Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengulik Pernak-pernik Menulis Judul

4 Oktober 2020   07:46 Diperbarui: 4 Oktober 2020   09:58 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, bertaut. Ketika menaja judul tulisan, pemilihan kata mesti tepat dan cermat. Kata demi kata harus setaut, sejajar, dan setara. Perhatikan.

5. Mengulik Pernak-pernik Penulisan Judul (keliru)
6. Mengulik Pernak-pernik Menulis Judul (tepat)

Contoh (5) memperlihatkan dua kata yang tidak setara, yakni mengulik-penulisan. Kenapa tidak setara? Karena yang pertama berawalan /me-/ dan yang kedua berimbuhan /pe-an/. Judul pada contoh (6) sudah menunjukkan kesetaraan dan kesejajaran itu, yakni pada mengulik-menulis.

Asas dan rambu memilih judul sudah kita obrolkan. Muncul pertanyaan. Mana yang mesti didahulukan? Judul atau isi? 

Itu mah terserah Anda. Jika Anda terbiasa menulis dulu, ya, selesaikan saja tulisan Anda baru kasih judul. Sebaliknya juga begitu. Lentur saja.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Ketika menulis judul kita mesti memperhatikan ejaan. Huruf kapital, ada juga yang menyebutnya huruf besar, mesti kita perhatikan dengan baik. Perhatikan tanda baca, seperti tanda koma (,) dan tanda petik ("..."). Kemudian, perhatikan pilihan kata. Sebisa mungkin hindari kata dari bahasa asing.

Ayo, kita kupas satu per satu.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Ejaan yang mesti kita indahkan saat menulis judul adalah penggunaan huruf kapital. Semua kata harus diawali dengan huruf kapital. Itu aturan pertama. Simak contoh berikut.
7. Jangan lukai Aku (keliru)
8. JanGan LuKai Aku (keliru)
9. Jangan Lukai Aku (tepat)

Bagaimana dengan penulisan kata ulang? Ini aturan kedua. Kata ulang dwilingga (sempurna), dwipurna (sebagian), dan kata ulang semu harus menggunakan huruf kapital pada dua unsurnya. Adapun kata ulang berubah bunyi dan kata ulang berimbuhan hanya pada unsur pertama saja. 

Perhatikan!

10. Mencari Tanda-tanda Kiamat (keliru)
11. Mencari Tanda-Tanda Kiamat (tepat)
12. Kutemukan lelaki Idaman (keliru)
13. Kutemukan Lelaki Idaman (tepat)
14. Kupu-kupu Kehilangan Sayap (keliru)
15. Kupu-Kupu Kehilangan Sayap (tepat)

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Patut kita camkan, tanda-tanda termasuk kata ulang sempurna. Dua unsur kata ulang mesti memakai huruf kapital. Itu sebabnya contoh (10) keliru. Kata lelaki termasuk kata ulang sebagian (dwipurna), jadi mesti diawali dengan huruf kapital seperti contoh (12). Adapun kupu-kupu tergolong kata ulang semu. Jadi, semua unsurnya harus dibubuhi kapital seperti pada contoh (15).

Bagaimana dengan Kompasiana yang tidak memberlakukan penggunaan huruf kapital pada kata ulang sempurna? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun