Ketiga, bertaut. Ketika menaja judul tulisan, pemilihan kata mesti tepat dan cermat. Kata demi kata harus setaut, sejajar, dan setara. Perhatikan.
5. Mengulik Pernak-pernik Penulisan Judul (keliru)
6. Mengulik Pernak-pernik Menulis Judul (tepat)
Contoh (5) memperlihatkan dua kata yang tidak setara, yakni mengulik-penulisan. Kenapa tidak setara? Karena yang pertama berawalan /me-/ dan yang kedua berimbuhan /pe-an/. Judul pada contoh (6) sudah menunjukkan kesetaraan dan kesejajaran itu, yakni pada mengulik-menulis.
Asas dan rambu memilih judul sudah kita obrolkan. Muncul pertanyaan. Mana yang mesti didahulukan? Judul atau isi?Â
Itu mah terserah Anda. Jika Anda terbiasa menulis dulu, ya, selesaikan saja tulisan Anda baru kasih judul. Sebaliknya juga begitu. Lentur saja.
Ayo, kita kupas satu per satu.
7. Jangan lukai Aku (keliru)
8. JanGan LuKai Aku (keliru)
9. Jangan Lukai Aku (tepat)
Bagaimana dengan penulisan kata ulang? Ini aturan kedua. Kata ulang dwilingga (sempurna), dwipurna (sebagian), dan kata ulang semu harus menggunakan huruf kapital pada dua unsurnya. Adapun kata ulang berubah bunyi dan kata ulang berimbuhan hanya pada unsur pertama saja.Â
Perhatikan!
10. Mencari Tanda-tanda Kiamat (keliru)
11. Mencari Tanda-Tanda Kiamat (tepat)
12. Kutemukan lelaki Idaman (keliru)
13. Kutemukan Lelaki Idaman (tepat)
14. Kupu-kupu Kehilangan Sayap (keliru)
15. Kupu-Kupu Kehilangan Sayap (tepat)
Bagaimana dengan Kompasiana yang tidak memberlakukan penggunaan huruf kapital pada kata ulang sempurna?Â