Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mencipta Tokoh Cerita yang Segar dan Hidup

3 Oktober 2020   14:10 Diperbarui: 4 Oktober 2020   17:04 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

River seorang pemalu, tetapi saya tidak akan blak-blakan mencantumkan kata pemalu ke dalam narasi. Jika saya mengambil jalan pintas seperti itu berarti saya sedang membatasi imajinasi pembaca. Daya khayal pembaca tidak meledak. Bergerak, tetapi jalan di tempat. Tidak ke mana-mana.

Saya tuangkan emosi tokoh ke dalam narasi. Perhatikan klausa "seperti mencari seekor semut di lantai" yang tampak sederhana, tetapi dapat memberikan intensi imaji kepada pembaca. Bandingkan "ia amat senang" dengan "matanya seperti meloncat keluar dari pelupuknya". Rasanya berbeda.

Itulah karakter psikis. Sekarang silakan cermati infografis di bawah ini.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Pada infografis di atas saya sajikan sisik-melik konflik batin yang bisa dimainkan oleh prosais. Kita boleh perdebatkan poin pertama, yakni penderitaan. Suka tidak suka, banyak di antara kita yang lebih memilih tertawa ketika melihat temannya terperosok ke dalam lubang alih-alih spontan membantu. Itu fakta.

Pada poin kedua ada pengorbanan. Mau tidak mau kita harus mengakui bahwa kita akan kesal jikalau seorang teman sudah berkali-kali disakiti, tetapi tidak melakukan apa-apa selain pasrah. Kita berharap teman kita itu melakukan perubahan. Jika tidak memperbaiki sesuatu, barangkali berkorban dengan cara meninggalkan sumber duka.

Poin berikutnya silakan Anda kembangkan dan bayangkan sendiri. Saya yakin Anda bisa. Kenapa? Ah, selama ini Anda terlalu yakin bahwa menulis itu, ya, menulis saja. Anda lupa bahwa memasak saja ada kiat, teknik, dan taktiknya agar masakan lezat, gurih, dan bergizi.

Kawan, seorang dokter gigi pasti tahu bahwa ekskavator dan golok sama-sama dapat digunakan untuk membersihkan sesuatu. Akan tetapi, membersihkan karies gigi jelas harus memakai ekskavator. Bukan golok. Bisa-bisa gigi pasien rompal dan tanggal. Itu juga kalau pasien tidak mengamuk melihat golok.

Dengan demikian, teori mengarang mesti Anda pelajari selama Anda ingin melahirkan cerita yang apik dan renyah dibaca. Salah satu yang mesti Anda sigi adalah cara memainkan kondisi psikis tokoh lewat deskripsi fisik.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Jika Anda ingin menghadirkan karakter psikis pemarah, jauhkan dulu "ia pemarah" dari otak Anda. Coba mainkan imajinasi Anda dan gunakan sumber daya kosakata yang Anda miliki.

Ada kekerasan terselubung memancur di matanya. Aku tidak perlu mendengar kata-kata kasar dengan nada mengancam. Tatapannya sudah membunuhku.

Tiga kalimat di atas jelas lebih mempan meletikkan bara imaji pembaca daripada kita terang-terangan memakai "ia pemarah dan berbahaya". Kuasa kata lebih terang karena contoh di atas menggunakan kata kerja aktif (memancur, mendengar, mengancam, membunuh).

Penggunaan kata kerja aktif akan menggerakkan teks. Apalagi jika melibatkan pancaindra. Tilik kembali kata per kata: memancur (penglihatan), mendengar (pendengaran), mengancam (perasa), dan membunuh (peraba). Selain kata kerja aktif, kita libatkan juga kuasa pancaindra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun