Sahabat Kompasianer, kita berjumpa lagi dalam frekuensi istilah dan gelombang kosakata yang sama. Setelah sebelumnya saya sajikan bagi Anda istilah bolakaki atau bolasepak atau sepak bola, sekarang saya akan menyuguhkan 22 istilah kedokteran yang dapat diindonesiakan. Pernah berhubungan dengan dokter, kan? Ayo, kita mulai.
Sembari mendengarkan ricik hujan, mencium aroma tanah tertimpa air hujan, dan kenangan-kenangan yang keluar-masuk di benak akibat guyuran hujan, berikut saya bentangkan istilah-istilah kedokteran yang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Inilah kata pertama. Adenomiosis (adenomyosis) kondisi yang terjadi ketika jaringan endometrium (selaput permukaan rahim yang berbentuk lendir) tumbuh di dalam miometrium (dinding otot rahim). Padahal, seharusnya endometrium tumbuh atau hanya melapisi permukaan rongga rahim.
Apabila pengobatan tidak berhasil menyembuhkan adenomiosis, penyembuhannya bisa dilakukan dengan jalan operasi. Nah, operasi pengangkatan jaringan adenomiosis disebut adenomiektomi.
Bagaimana prosedurnya? Silakan hubungi dokter. Saya bisa menguraikan prosedurnya berdasarkan literatur yang saya baca, tetapi saya tidak berkompeten untuk membabar histerektomi.
Selanjutnya, silakan tilik infografis berikut ini.
Ambil contoh begini. Rambut kita rontok 200 helai dalam sehari, padahal jumlah normal rambut yang rontok per hari dalam kisaran 50 hingga 100 helai. Botaklah kita. Terkena alopesialah kita. Jenisnya pun beragam, tetapi botak pitak sungguh 'oh'. Saya kutipkan laporan American Academy of Dermatology.
Menurut AAD, alopesia yang paling sering terjadi adalah alopesia aerata, yakni kerontokan rambut yang bisa mengarah ke depan atau ke belakang pada area yang berbatas tegas. Modelnya seperti pitak. Di pitak itu, rambut Anda susah tumbuh sekalipun Anda mandi kembang 14 rupa sebanyak seribu kali.
Ada juga alopesia areolaris atau kebotakan akibat penyakit sifilis. Bisakah sifilis menyebabkan kebotakan atau alopesia? Bisa. Sebab, sifilis ternyata dapat menyerang folikel rambut. Biasanya ditandai dengan bercak-bercak yang ditumbuhi oleh rambut-rambut yang tipis.
Selain itu ada pula alopesia total atau kebotakan rambut pada seluruh area kepala. Botak total. Coba bayangkan siapa gerangan penderita alopesia total yang Anda kenal. Hiks. Tidak usah sebut nama, Kawan, bayangkan saja.
Contoh terakhir yang saya ajukan adalah alopesia universal. Nah, ini kebotakan yang agak ngeri-ngeri sedap. Jikalau Anda terserang alopesia universal, seluruh rambut di tubuh Anda akan rontok. Janggut dan jembut ikut rontok. Bulu ketek dan bulu betis ikut rontok. Bulu puting dan bulu pantat juga rontok.
Kenapa bisa demikian? Hatta, gigi rentan terserang barodontalgia apabila terdapat kondisi patologis dalam mulut. Restorasi gigi (mengembalikan bentuk gigi seperti semula) yang rusak. Nekrosis pulpa (kematian jaringan pulpa).
Itu baru sebagian yang saya beberkan. Masih banyak kondisi patologis lain yang dapat memicu letik barodontalgia. Jika Anda sering bepergian dengan kapal terbang, jagalah kebersihan mulut. Ingat, mulutmu harimaumu. Lo?!
Mengapa dermatofibroma terjadi? Hatta dermatofibroma disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari campuran berbagai jenis sel pada lapisan kulit yang kedua (dermis). Biasanya terjadi setelah trauma kulit seperti luka tusuk, digit serangga, atau terkena serpihan kaca. Luka hati tidak masuk, ya.
Kita masih akan berkutat pada istilah kedokteran seputar kulit, ya. Ada juga istilah dermatofita, yakni famili jamur yang melekat dan tumbuh pada jaringan keratin. Adapun jaringan keratin adalah jaringan yang mengandung keratin seperti pada kulit, kuku, dan rambut.
Jika dermatofita tumbuh di stratum korneum kulit, bagian ini sengaja saya pakai istilah ilmiah biar saya terkesan cerdas, maka dapat menyebabkan dermatomikosis. Hati-hati, Kawan. Infeksi kulit bernama dermatomikosis ini terhitung menular.
Jenisnya beragam. Ada dermatomikosis subkutan yang terjadi pada bagian bawah kulit. Ada pula dermatokisosis superfisialis yang terjadi di atas permukaan kulit, terutama pada bagian-bagian yang lembap dan sering tertutupi pakaian. Paha dan kaki, misalnya.
Berurusan dengan kulit memang tidak boleh sembarangan. Bertukar suka dan duka dengan si Yayang boleh-boleh saja, tetapi hati-hati kalau bertukar handuk. Jamur bisa membangun benteng kokoh di handuk Anda, terutama ketika handuk jarang dijemur setelah dipakai. Apalagi jarang dicuci. Jorok! Â
Dalam ilmu kedokteran ada istilah dermatografia. Anda sudah tahu? O, sudah. Baiklah saya pertegas saja. Dermatografia ialah penyakit yang membuat kulit tampak timbul, menonjol, atau tergores setelah digaruk.
Terakhir, kita akan mengulas distonia.Â
Mari kita singkap beberapa jenis distonia. Pertama, distonia blefarospasme. Biasanya memengaruhi otot mata. Mula-mula mata berkedip tidak terkendali, lalu kejang yang menyebabkan kelopak mata menutup tanpa sengaja.
Kedua, distonia fokal yang hanya memengaruhi bagian tubuh tertentu. Ketiga, distonia kranial yang memengaruhi otot kepala, wajah, dan leher. Keempat, distonia paroksimal yang bersifat episodik dan gejalanya terasa hanya saat serangan terjadi.
Coba bayangkan. Anda tengah menulis, lalu tiba-tiba jari-jari Anda tremor. Jari-jemari Anda mengalami kontraksi sehingga bergerak tanpa diinginkan. Repetitif. Berulang-ulang. Berkali-kali. Kata anak milenial, kzl alias kezel alias kesal. Itulah distonia penulis.
Apakah hanya penulis yang bisa mengalami distonia?Â
Satu lagi. Rahang dan lidah juga rentan terserang distonia. Namanya distonia oromandibular. Mulut berliur. Susah mengunyah dan menelan makanan. Nyeri kerongkongan. Bahkan, apa yang ia katakan terdengar samar dan tidak jelas. Itu gejalanya.
Masalahnya, ini yang saya herankan. Politisi yang jago berbicara, yang fasih berjanji, yang kadang rem di lidahnya blong sehingga susah berhenti menyablak, mereka justru "jauh" dari distonia oromandibular. Ah, tidak baik membayangkan sesuatu yang buruk menimpa orang lain. Maafkan saya.
Bagaimana dengan barisan penyinyir di media sosial? Mereka aman-aman saja dari terjangan distonia oromandibular. O, saya tahu sebabnya. Pasti karena mereka main jari, bukan main lidah. []
Salam Bulan Bahasa, Khrisna Pabichara
Catatan: Kata yang saya tebalkan dan kursifkan (miringkan) belum ada di dalam KBBI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H