Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Penulis, Bukan Pemalas

6 September 2020   14:12 Diperbarui: 6 September 2020   14:59 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keempat, Cermat. Lantaran Malas bukan kecoak terbang yang bisa dikejar dan digebuk dengan sapu, otomatis saya harus berlaku cermat dan waspada. Tidak boleh lengah sedikit pun supaya Malas tidak menemukan celah. Jendela bernama alasan "entar aja deh" atau "nanti sajalah" saya katupkan dengan kencang. Jangankan masuk lewat jendela, mengintip di lubang ventilasi pun Malas tak mampu.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Setelah Si Malas yang kurang adab itu terusir, saya segera menangkap ide. Datangnya bisa dari mana saja. Tulisan ini terbetik dari percakapan di Twitter dengan seorang teman yang belakangan kehabisan akal menghadapi ide-idenya yang bengal: hilang begitu saja ketika ia mulai menulis.

Tentang ide, saya juga punya banyak trik. Catat di buku kalau sedang memegang buku, rekam di gawai kalau tidak ada buku, atau memikirkan ide itu terus-menerus dari berbagai sudut pandang. Cara yang pertama dan kedua selalu tokcer. Adapun cara ketiga acapkali kurang moncer, sebab satu obrolan saja sudah bisa mengalihkan pikiran saya.

Artinya, saya rajin mencatat ide dan menyimpannya di folder khusus di laptop yang saya namai Bank Ide. Fail ide yang saya susun di rak folder itu sekarang mencapai ribuan. Ketika sedang klik atau sreg dengan isu tertentu, saya tinggal mengulik fail di folder Bank Data.

Apa langkah selanjutnya? Silakan pelototi infografis di bawah ini.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Inovasi, misalnya, saya sering terapkan ketika menaja cerita. Kadang saya susun daftar pembalikan keadaan. Lelaki tampan yang penyabar, tetapi suka menyiksa anak-anak. Tokoh panutan yang arif, tetapi diam-diam merampok uang rakyat. Perempuan lemah dan penurut yang tiba-tiba psikopat dan sadis. Fondasi cerita mungkin serupa dengan anggitan penulis yang lain, tetapi tilikan saya berbeda.

Saya juga mengasah kemampuan menginvensi dan mengimitasi gagasan. Pokoknya ide akan saya bikin gelisah. Ia tidak boleh duduk manis atau bercokol dengan anteng di benak saya. Khusus untuk imitasi dan invensi, saya banyak memanfaatkan media sosial dan hasil riset untuk mengayakan wawasan. Saat ide sudah matang pun masih saja saya utak-atik.

Gagasan yang akan saya tulis pasti akan melewati fase dipertanyakan dan diragukan. Saya memang begitu orangnya. Ketika ingin mencipta tokoh masyarakat yang dipatuhi, saya akan meragukan dan mempertanyakan karakter, perilaku, dan pemikiran tokoh itu. Apa benar begitu? Singkatnya, saya tidak akan membiarkan pembaca berpikiran "ah, pasti penutupnya seperti ini".

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi

Apakah keinginan saya untuk mengecoh pembaca agar tidak bisa menerka akhir gagasan saya selalu berakhir memuaskan? 

Tidak juga. Lebih banyak yang gagal daripada yang sukses. Namanya juga usaha. Kalau mau terus-terusan berhasil nanti ujung-ujungnya sakit hati. Yang pasti, saya selalu berusaha membalikkan ekspektasi atau terkaan pembaca.

Itu jelas bukan pekerjaan pemalas, melainkan pekerjaan pemikir yang kerutan di keningnya kontan bertambah setiap ia berpikir. Namun, saya punya trik tertentu agar pembaca tidak "terlalu kecewa" jika tebakannya atas gagasan saya tidak meleset semili pun. Trik itu adalah "gaya penulisan". Tentu semua orang punya gaya sendiri-sendiri dan gaya itu pasti perasan dari pengalaman selama bertahun-tahun menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun