"Pertamina rugi sebelas triliun," kata Om Gerah dengan mata setengah memejam. Ia sama sekali tidak memberitahukan apa hubungan antara Acok dengan Pertamina, sekalipun Acok akhirnya tahu bahwa bahan bakar mesin penggilingan padi milik Om Gerah digerakkan oleh BBM dari Pertamina.
"Bubarkan saja Pertamina kalau rugi terus," timpal Acok kesal. "BUMN itu setor uang ke kas negara, bukan terus disuntik dana setiap tahun. Kalau usaha rugi melulu, rakyat-rakyat juga yang kasihan."
Profesor Fair mendeham. "Namamu Acok, bukan Ahok."
"Ahok tidak punya kuasa membubarkan perusahaan pelat merah, Acok," seru Poltak bagai mendapat durian runtuh, "ada modal negara di setiap perusahaan pelat merah. Itu bukan perusahan milik nenek moyang Ahok atau Acok!"
Kamar seketika diriuhi tawa, dipenuhi asap rokok keretek, dan disemaraki bau ketiak yang tersebar entah dari ketek siapa. [kp]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H