Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Cinta Tetaplah Cinta, Messi

27 Agustus 2020   13:59 Diperbarui: 28 Agustus 2020   11:30 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Bukan sekali itu saja aksimu dikait-kaitkan dengan Maradona. Sebelumnya sudah ada momen serupa. 18 April 2007. Usiamu masih 19 tahun saat engkau mencetak gol fantastis yang mirip dengan gol Maradona--saat Argentina berhadapan dengan Inggris pada babak perempat final Piala Dunia 1986.

Dari sisi kanan lapangan kauterima umpan Xavi. Setelah menggoreng bola, engkau menari-nari di atas lapangan. Nacho Perez terkecoh. Luis Paredes tidak berkutik. Alexis Ruano bingung hendak berbuat apa. David Belenguer tidak sanggup menahan lajumu.

Kiper Luis Garcia maju untuk menutup laju larimu, Messi, tetapi bola seperti sangat mencintai kakimu. Sekalipun disepak ke sana kemari, bola tetap lengket di kakimu. Pada akhirnya engkau mencetak gol dengan sontekan setengah cungkil yang elok.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Soal gocekan, Messi, kamu tidak ada lawan. Begini, Messi. Ada satu momen yang sukar lepas dari batok kepalaku. Aku terpana menyaksikan bagaimana seluruh kehebatan yang saat itu engkau perlihatkan. 21 Maret 2010. Kala itu Barca melawan Real Zaragoza.

Engkau merebut bola dari kaki lawan di bagian tengah lapangan seakan-akan itu bukan persoalan sulit bagimu. Tubuhmu sempat agak sempoyongan, tetapi kamu bisa menjaga keseimbangan. Setelah itu, kamu melesat mendekati kotak penalti lawan.

Kecepatanmu berlari setelah lepas dari adangan lawan juga tampak sangat jelas. Malah, kamu seakan-akan tidak perlu berpikir keras sekadar untuk melewati bek yang tersisa. Gol indah kembali bersarang di jala lawan. Josep Guardiola pun terperangah.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Begitulah, Messi. Ada banyak kenangan indah tentang perjuanganmu bertahan hidup melawan keterbatasan semasa kecil, kegigihanmu berlatih semasa di La Masia, dan kesungguhan mencintai Barca semenjak masuk ke tim senior.

Kenangan demi kenangan itu tetap akan menempati ruang khusus di bilik ingatanku. Jika akhirnya engkau pergi meninggalkan Barcelona, aku tetap merawat ingatan itu. Aku tidak akan menukar kenangan indah tentang kehebatanmu dengan kebencian hanya karena kamu kini menanggalkan seragam Barca.

Ke mana pun kamu pergi, Messi, cinta tetaplah cinta. Bagaimanapun caramu pergi, Messi, cinta tetaplah cinta. Di mana pun kamu bermain, Messi, cinta tetaplah cinta. Sebagai fan Barcelona yang fanatik, aku doakan semoga yang terbaik selalu tercurah kepadamu. [kp]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun