Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Cinta Butuh Cemburu, Kalimat Butuh Konjungsi

28 Juli 2020   15:02 Diperbarui: 31 Juli 2020   15:02 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, menandai hubungan pemilihan. Konjungsi koordinatif yang termasuk penanda hubungan pemilihan hanya ada satu, yakni atau. Perhatikan, Sobat, letaknya di antara dua kata yang jadi pilihan. Jika pilihannya lebih dari dua, konjungsi atau diletakkan di antara dua pilihan terakhir dengan posisi di belakang tanda koma.

Silakan simak contoh ini: 

(13) Ditinggalkan atau meninggalkan sama-sama menghasilkan luka; 

(14) Roti atau kue pasti kulahap jua; 

(15) Cantik atau jelek tidak jadi soal, sebab aku hanya ingin ada yang mencintaiku; dan 

(16) Kamu mau minum teh, kopi, atau air mata?

Pada contoh (13), konjungsi atau mengoordinasikan dua kata kerja. Selanjutnya, konjungsi atau juga menghubungkan dua kata benda pada contoh (14) dan dua kata sifat seperti dalam contoh (15). Adapun pada contoh (16), konjungsi atau menghubungkan tiga pilihan dengan posisi di antara pilihan kedua dan ketiga.

Khusus untuk konjungsi dan serta atau dapat digunakan secara bersamaan. Kenapa? Hal itu bisa saja terjadi apabila kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan mengandung hubungan penambahan sekaligus pemilihan.

Misalnya: (17) Jika pada suatu waktu kamu meninggalkan dan/atau melupakan aku maka aku dapat menuntut kamu di Mahkamah Cinta. Kata meninggalkan dan melupakan dalam contoh (17) dapat menjadi hubungan penambahan atau pemilihan.

Pernak-pernik konjungsi koordinatif (Ilustrasi: Khrisna Pabichara)
Pernak-pernik konjungsi koordinatif (Ilustrasi: Khrisna Pabichara)

Sebelum Sekuel Keempat

Seperti tertera pada infografis di atas, masih ada empat konjungsi koordinatif yang belum kita obrolkan. Apa hendak dikata hingga kalimat ini jumlah sudah hampir mencapai 1000 kata. Akan tetapi, kalian tidak usah cemas karena pekan depan akan kita obrolkan lagi.

Sebelum kalian meninggalkan artikel ini, jangan lupa mengeklik dua sekuel sebelumnya. Itu jika kalian belum membaca dua artikel terdahulu.

  1. Kompasianer yang Keteteran dan Kata Sambung yang Kelupaan. 
  2. Skripsi Penuh Coretan, Artikel Berantakan, dan Konjungsi Korelatif yang Belang-betong. 

Sekali lagi saya memohon maaf karena telat mengagihkan artikel ini kepada kalian. Maklumlah, penulis termasuk barisan umat yang kelimpungan mencari uang demi bertahan hidup pada masa pagebluk ini.

Terima kasih sudah membaca artikel ini. Jangan ingat, Senin pekan depan kita bersua lagi guna mengulas konjungsi koordinatif yang masih tertunda. Salam takzim, Sobat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun