Risiko besarnya, Mas Nadiem, jika anak didik memiliki orangtua dengan "kalimat makian" yang setiap saat terhambur dari mulut tanpa disengaja. Alih-alih belajar penuh konsentrasi, anak-anak malah disuguhi teladan yang keliru.Â
Sekali lagi, Mas Nadiem, tidak semua orangtua paham pedagogi dan psikologi anak. Termasuk sebagian orangtua di kampung saya.
Kangen Bapak dan Bu Guru (Foto: Miftah/MFR Studio)
Mas Nadiem yang bijak bestari.
Demikian surat terbuka ini saya kirimkan ke hadapan Mas Nadiem. Mohon maaf, Mas, saya hanya bercerita. Tidak berniat mengkritik kebijakan PJJ dan tidak bermaksud mencela kebijakan Mas Nadiem selaku menteri.
Sekali lagi, saya hanya berkabar kepada Mas Nadiem bahwa tidak semua orangtua siswa sanggup membeli gawai. Kalaupun ada yang sanggup, belum tentu juga mereka mampu membeli kuota setiap bulan.
Dalam keadaan sesulit ini, kita semua tentu punya keperihan masing-masing. Di pelosok desa, banyak hal lebih ruwet yang dihadapi orangtua dan siswa selama pembelajaran jarak jauh, Mas Nadiem. Jadi, kecemasan atas pandemi korona ditambah pula dengan kekhawatiran tidak bisa ikut proses belajar di kelas virtual.
Selain itu, Mas Nadiem, kebanyakan siswa dan orangtua tidak paham tentang keamanan data pribadi. Rata-rata mereka buta seberapa penting menjaga data pribadi dan seberapa bahaya dampak kebocoran data pribadi.
Jangankan mereka, Mas Nadiem, wakil rakyat di Senayan saja masih banyak yang gagal paham soal keamanan data pribadi. Faktanya, hingga sekarang RUU Perlindungan Data Pribadi tidak dianggap penting dan mendesak.
Jika sudah begitu, siapa yang dapat menjamin keamanan data pribadi siswa? Pemerintah? Saya tidak terlalu yakin, Mas Menteri. Penyedia layanan konferensi video atau pertemuan virtual? Saya lebih tidak yakin lagi.
Akan tetapi, saya mengajak Mas Nadiem pelesiran ke kampung-kampung. Bisa pelesiran konvensional dengan berkunjung langsung, bisa pelesiran virtual lewat tamasya digital.
Terima kasih, Mas Nadiem. Semoga pandemi ini lekas berlalu. Kalaupun masih lama, saya berharap Mas Nadiem berkenan mempertimbangkan untuk meliburkan sekolah. [kp]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI