Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kisruh Bancakan Kursi Komisaris BUMN

21 Juli 2020   17:19 Diperbarui: 22 Juli 2020   12:10 2801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri BUMN Erick Thohir (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)

Politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu (Kompas.com/Imam Rosidin)
Politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu (Kompas.com/Imam Rosidin)

Menyegel Tradisi "Terserah"

Sebagai rakyat Indonesia yang turut membayar pajak--sekalipun tidak banyak, saya tentu saja berharap jabatan komisaris BUMN tidak dijadikan alat barter balas jasa penguasa sekarang dengan para pendukungnya.

Saya tidak bisa dan tidak biasa menggunakan slogan "terserah". Komisaris BUMN bukan jabatan ecek-ecek. Orang-orang yang duduk di sana tidak boleh dari kalangan abal-abal. 

Kalaupun gosip tentang "jasa layanan titipan nama" yang diakui sendiri oleh Pak Erick benar-benar terjadi, kursi komisaris seyogianya tidak dijadikan hadiah bancakan.

Menteri BUMN harus memastikan bahwa mereka yang dipilih menjadi komisaris adalah orang-orang yang memiliki kompetensi. Bodoh amat dengan argumen "ini menyangkut kredibilitas Jokowi", sebab kepentingan nasional jauh lebih penting dibanding kredibilitas Pak Jokowi. [kp]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun