Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasiana Masih Rumah Teduh bagi Kompasianer?

13 Juli 2020   23:08 Diperbarui: 14 Juli 2020   00:03 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, kemewahan akun centang biru yang otomatis tulisannya dapat label "pilihan". Ini yang bikin Eyang Sinto Gendeng menggerundel. Dulu asyik. Sekali waktu, artikel berlabel "pilihan" itu ada kemungkinan benar-benar pilihan. Setidaknya artikel bersih dari tanda titik 10 biji atau tanda seru lima batang. Isinya oke, bingkai gagasan tokcer, penyajian moncer. Sekarang beda. Asal akunmu centang biru, otomatis tulisanmu dapat merek pilihan.

Jangan terlalu serius, Om Gege. Santai saja. Ikut gaya Mbah Ukik, dong.

Gambar anjing lucu ini tidak ada hubungannya dengan artikel (Sumber: bacaterus.com)
Gambar anjing lucu ini tidak ada hubungannya dengan artikel (Sumber: bacaterus.com)
Rindu Artikel Renyah

Pulang ke rumah dengan suasana baru yang serba asing itu bikin limpung, Mas Tedra. Saya langsung disuguhi rupa-rupa tulisan. Dari kamar fiksiana hingga humaniora. Dari artikel politik hingga humor. Macam-macam. Bagus-bagus. Hebat-hebat. Ada Kompasianer yang selalu menyajikan tulisan bernas dan bergizi; ada yang muncul dengan gagasan ringan yang brilian; ada yang mengulik perkara berat dengan teknik menulis yang apik.

Itu bagian puja puji saya. Ada bagian caci maki. Mau tahu, Engkong Felix? Terus terang, makin banyak Kompasianer yang keteteran. Dari anggitan yang diagihkan di K, selaku pembaca saya sering ngos-ngosan. Bukan apa-apa. Beberapa artikel seperti robot yang lengan dan tungkainya tanpa otot dan sendi. Lebih kaku dari kanebo kering. Sapu ijuk saja kalah kaku. Setara dengan paku!

Saya sadis? Tidak, kok. Seturun dari Gunung Cemas, saya mulai mengamalkan ilmu mengilukan lidah agar tidak memilukan orang lain. Dulu saya bebas-bebas saja berkomentar. Mas A kurang fasih memakai preposisi, misalnya. Mbak B perlu melatih penggunaan kalimat aktif dan pasif, contohnya. Kak C seperti tidak pernah belajar cara memakai tanda koma, umpamanya.

Nah, artikel yang saya baca belakangan ini sering berasa seperti naik metromini yang enjot-enjotan. Jalan beraspal rata, tetapi pantat kita diungkat-ungkit. Tersendat-sendat. Maaf, saya segan sebut nama. Bukan karena takut, melainkan karena banyak. Artikel dengan jatah 1500 kata tidak akan cukup. Supaya tulisan ini ada sedikit manfaatnya, saya kasih tahu saja penyebabnya.

Saya percaya teman-teman Kompasianer rajin berlatih. Jadi, cobalah mulai meraut kemahiran menggunakan kata depan dan kata penghubung. Jadikan kalimat kalian dalam tiap alinea itu sambung-menyambung dengan mulus. Enteng, kan? Kalau kalian khatam dalam urusan memakai kata penghubung, percayalah bahwa tulisan kalian renyah baca.

Tunggu dulu. Jangan kira urusan kata penghubung atau konjungsi itu mudah. Ini saya kasih tahu, Bro Hadi. Ada konjungsi intrakalimat, ada konjungsi antarkalimat, ada pula konjungsi antaralinea. Ada konjungsi yang didahului tanda koma, ada yang diikuti tanda koma, ada yang tidak didahului atau diikuti oleh tanda koma. 

Selebihnya, ada pula konjungsi yang berpasangan (bukan ..., melainkan ...; tidak ..., tetapi ...).

Rindu Guyon Receh

Saya yakin, teman Kompasianer pasti penasaran soal contoh penggunaan konjungsi. Masih ingat apa nama lain konjungsi, kan? Kalau lupa, gulir layar ponselmu ke atas hingga berjumpa "kata penghubung". Itulah alias dari konjungsi. 

Bagaimana contoh penggunaannya? Jangan borong di sini, dong. Besok lagi kita lanjutkan. Cuma ada satu syarat, kalian berjanji akan menulis satu artikel yang memakai fasilitas konjungsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun