Meskipun Anda leluasa memilih kata, entah ragam resmi entah ragam cakapan, Anda mesti konsisten. Tidak asal menghambur-hamburkan kata. Jika sejak awal tulisan Anda memakai "aku", sebaiknya Anda setia menggunakan "aku". Jangan dicampur aduk dengan "gue" atau "saya". Kecuali dalam kisah dengan banyak tokoh yang berbeda karakter.
Tatkala Anda menata kalimat dan menyusun alinea, perhatikan tanda baca. Apakah peletakan titik (.) atau koma (,) sudah tepat? Apakah tanda seru (!) atau tanda tanya (?) sudah taat asas? Apakah tanda hubung (-) atau tanda pisah (--) sudah benar?
Ups, jangan pusing. Santai saja. Kalau perlu seduh kopi atau teh dan siapkan camilan (ragam takbaku: cemilan). Kemudian, silakan Anda simak contoh (1) berikut.
Demi meningkatkan ketrampilan menulis, teman teman bisa mengikuti Kelas Menulis Kreatif yang diselenggarakan oleh Kopitulis. Teman teman bisa bergabung tanpa harus keluar duit . Banyak materi-materi yang berharga dan berguna demi karir teman-teman. Tunggu apalagi ,buruan daftar!.
Hasil swasunting (1):
Demi meningkatkan keterampilan menulis, teman-teman bisa mengikuti Kelas Menulis Kreatif yang akan diselenggarakan oleh Kopitulis. Kalian dapat bergabung tanpa harus keluar duit. Banyak materi berharga yang berguna bagi karier kalian. Tunggu apa lagi, buruan mendaftar!
Berdasarkan contoh (1) di atas, ada beberapa hal yang dapat kita lahap. Pertama, kejelian memilih kata. Penulisan yang tepat adalah keterampilan, dari kata dasar terampil. Begitu juga dengan karier, bukan karir. Pada kalimat kedua, subjek teman-teman bisa kita ganti dengan kalian sebagai variasi.
Adapun kata bisa ditukar dengan dapat supaya selaras dengan duit pada akhir kalimat, sekaligus sebagai variasi kata bisa yang sudah muncul pada kalimat sebelumnya. Sementara itu, banyak dan materi-materi merupakan bentuk jamak, jadi gunakan salah satunya saja. Bisa banyak materi, boleh materi-materi.
Terakhir, makna apalagi adalah 'membandingkan dua situasi atau kondisi'. Misalnya: Dia saja ditolak, apalagi aku. Dalam contoh (1), penggunaan apalagi tidak cocok dengan konteks kalimat. Mestinya menggunakan apa lagi untuk menegaskan agar pembaca tidak berpikir panjang lagi.
Kedua, kepatuhan menggunakan tanda baca. Pada contoh (1) terdapat kata ulang yang ditulis teman teman. Penulisan kata ulang harus menggunakan tanda hubung (-). Jadi, teman-teman.
Simak pula ihwal penggunaan tanda titik dan tanda koma pada contoh (1). Tanda titik dan tanda koma rapat dengan kata yang diikutinya. Tidak didahului spasi, tetapi diikuti spasi. Perhatikan perbaikan pada [duit. bukan duit .] dan [apa lagi, buruan bukan apa lagi ,buruan].