Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Bahasa Indonesia Itu Kaya

14 Juli 2019   13:33 Diperbarui: 19 September 2020   18:14 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Khusus untuk orang yang 'bodoh tetapi sok tahu' ada kata songong, sengak, dan pongah. Ada pula kata bongkong bagi yang 'bodoh dan tidak tahu sopan santun'. Bagi yang 'otaknya tumpul banget' silakan menggunakan majal, odoh, atau otak hampa. Belum lagi pusung dan tongong bagi siapa saja 'yang merasa pintar padahal pandir'.  

Sekali lagi, bahasa Indonesia sangat kaya.

Meski begitu, kita mesti berhati-hati dalam memilih diksi. Tidak semua kata yang bermakna mirip dapat dipertukarkan penggunaannya. Dalam konteks tertentu, benar dan betul dapat kita pertukarkan. Namun, cermatlah dalam membubuhkan kebenaran dan kebetulan ke dalam kalimat.

Contoh serupa adalah sekalipun dan sekali pun. Sekilas berasa mirip, padahal tidak serupa dan tidak semakna. Kata sekalipun merupakan 'penyangkal terhadap sesuatu', sedangkan sekali pun adalah 'penegas jumlah sesuatu'. Perhatikan contoh berikut.

  1. Aku tetap akan mengingatmu sekalipun kamu sudah melupakanku.
  2. Sejak dia merantau, belum sekali pun aku melihatnya. 

Bahasa Indonesia masih punya sekali (satu kali), sekali-sekali (tidak sering, tidak selalu, kadang-kadang; coba-coba), sesekali (bentuk singkat dari sekali-sekali), sekali-kali (sedikit pun jangan, sedikit pun tidak, atau sama sekali), dan sekalian (sekali jalan; semuanya [tanpa kecuali]; semua; serentak atau bersama-sama). Simak contoh berikut.

  1. Aku ingin berkali-kali jatuh cinta kepadamu, bukan hanya sekali.
  2. Meskipun kita sudah berpisah, cobalah sesekali kaukenang masa lalu.
  3. Jangan sekali-kali engkau remehkan ketabahanku.
  4. Jika kamu sudah tidak mencintaiku, sekalian tinggalkan aku.

Hanya saja, kekayaan itu tidak serta-merta membuat penulis kita leluasa memilih diksi sesuai dengan makna yang diangankan. Malah masih ada segelintir penulis yang linglung membedakan makna kata, sehingga diksi yang dipilih melenceng dari makna yang diinginkan.

Penyebabnya remeh, gara-gara kita enggan melanglang di halaman-halaman kamus. Padahal, KBBI sekarang sudah sangat enteng. Kini kita dapat membawanya ke mana-mana. Tinggal unduh aplikasi KBBI Daring. Sesederhana itu. [kp]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun