Merasa diremehkan, Mas Poyu kembali menyerang Pak Rizal. "Belum tentu situ menang matematikanya sama saya," ujarnya dengan dagu sedikit terangkat.
Prabowo Tak Siap Kalah Karena Menang
Masih pada acara yang sama, Mas Poyu mengeluarkan pendapat yang brilian. Boleh dikata amat genius dan sangat bernas. Mula-mulanya begini. Pak Rizal menyatakan bahwa setiap pihak yang mengikuti pesta demokrasi harus siap kalah.
Bagaikan burung rajawali yang geram bukan kepalang, Mas Poyu sontak membantah. Ia katakan bahwa Pak Prabowo tak siap kalah. Selama beberapa detik suasana di studi Mata Najwa mendadak hening. Sejenak kemudian, beberapa orang merangas-meringis.
Merasa ada yang tidak beres, Najwa Shihab mempertanyakan mengapa Pak Prabowo tidak siap kalah. Di sini terlihat kematangan Mas Poyu. Tidak semua orang jago berkilah dalam kondisi sulit atau terpojok. Bagi Mas Poyu, itu bukan sesuatu yang luar biasa.
Ia menjawab ceplas-ceplos sambil cengengesan, "Prabowo tak siap kalah karena menang!"
Setan Kurap Bayar Pajak
Jika penggawa-penggawa Koalisi Adil Makmur sering mengumandangkan narasi people power, Mas Poyu tidak. Ia punya kalimat lain yang tidak kalah segar dalam upaya membela kepentingan golongan.
Bolehlah KPU nanti memutuskan pemenang Pilpres 2019 yang bukan pasangan Prabowo-Sandi. Jika itu terjadi maka pasangan yang terpilih harus siap menanggung risiko. Fransiscus Xaverius Arief Poyuono mengajak pemilih PADI, tanpa kecuali, agar membangkang dengan cara tidak membayar pajak.
Inilah lelucon Mas Poyu yang paling "cetar membahana". Orang lain boleh menganjurkan makar, beliau tidak. Rugi bandar kalau makar. Mending terima hasil Pileg, masuk ke Senayan, terima gaji dan tunjangan, ambil pula uang jatah pembinaan partai, tetapi jangan mau membayar pajak.Â
Sungguh maklumat yang luar biadab!